Apa:
Di suatu daerah kecil di kota Semarang, tinggallah berbagai macam manusia dengan latar belakang yang berbeda-beda. Menuk yang beragama islam dan memakai jilbab, bekerja di restoran Cina engkoh yang menjual makanan halal & non halal. Rika yang dijauhi orang-orang karena menjadi janda dan pindah agama menjadi Katolik, sedangkan anaknya Abi tetap menganut Islam. Persoalan demi persoalan bergulir, persamaan dan perbedaan dipertanyakan. Namun, dari apa yang dipertanyakan, apakah bisa hal tersebut melebur menjadi cinta dan kedamaian?
Opini Titiw:
Setelah menyutradarai Sang Pencerah yang berbau islami dan surprisingly sangat bagus, kembali ia menyuguhkan sebuah film satire yang cukup baik. Untuk kalian yang biasa menonton film rumit & SANGAT-BAGUS-SEKALI-ALA-HOLIWUT, mungkin film ini terlalu cheesy, atau biasa banget. Namun menurut saya, film ini adalah satu gebrakan baru di Indonesia. Film ini mengajarkan bahwa berbeda tidak harus bersatu, namun tetap bisa tersenyum dan bergandengan tangan bersama.
Cast yang dipilih pas, dan akting mereka pun tidak berlebihan, meskipun pastilah ada beberapa adegan yang dinilai lebay oleh para pengkritik film yang kebanyakan menonton DVD-DVD bajakan berstempelkan 4 bintang dari Roepert & Ebert. Film ini Islam, sekaligus Kristen, sekaligus Cina, sekaligus Jawa, sekaligus miskin, sekaligus kaya. Sekali lagi, saya harus angkat topi untuk Hanung Bramantyo.
Cocok ditonton:
FPI, MUI, mereka yang menganggap jalan menuju surga adalah dengan cara kekerasan dan pemaksaan, anak-anak yang jiwanya masih bersih tanpa ada bisikan dari kanan kiri, siapapun, dimanapun, tanpa ada tendensi apapun. Lakum Dinukum Waliyadin.
(c) Image
17 thoughts on “Review Tanda Tanya “?””
jadi gak sabar mo nonton nihh.. haduhh.. belum sempettt…
Yah, udah keburu turun mas.. Eh apanya yang turun..? :D
Andai saja semua yang nonton dan review sesantai Titiw. Sayangnya banyak yang tegang dan kuatir penonton lain bakal “disesatkan” oleh film ini. (LOL)
Itulah.. Kayaknya sih sampe sekarang belum ada film yang bikin aku pengen pindah agama.. haha.. :D
setelah merangkul muhammadiyah Bram Hanungtyo merangkul NU, strategi marketing yang ciamik.
btw respons dari orang2 NU bijimane yeee ?
btw (yg kedua) tumben reviewnya pendek Tiw ?
Nah, dia pinter di sini emang kuy! Anyway itu pengen aku angkat juga tapi gak enak.. haha.. Mas sih riviunya pendek? Kamu aja kali yang udah lama nggak main yg pendek2 sama aku.. *eh*
apik! ya ini film indonesia yg bermutu… males banget sama hantu2an semi bokep.
Betul! Ya meskipun masih ada aja orang yg bilang ini film sok bagus, tapi hey.. dibanding film2 hantu bokep gitu mah ini jauuuh jauuuh lebih okeh.
jado tergoda buat nonton ^^
Jangan cuma tergoda ki sanak, ayo nonton buruan! Anyway happy easter ya dut :) *telat*
Reviewnya bagus sekali mbak, btw pa kbrnya nih? Msh ingat ama anak Pontianak? Trims…
Hi mas, pasti inget lah.. kita kan beberapa hari bersama .. Salam buat beleter & komunitas pontianak lainnya ya :)
asoy nih riviuwnya jeng :)
kamu cucok deh jadi pemerhati film, kurator, pengkritik, ples mbak2 tukang sobek karcis di twentiwan :))
HAhaha.. Terakirnya gak enak. Eh tapi kayaknya jaman dulu mbak2 sobek karcis mayan kece2 yes..? :D
setuju. film ini ga bikin ketiduran di bioskop. mata maunya melek. yang laen juga. mata penonton yg laen maksudnya.
film ini cocok ditonton semua agama tiw.
hanung memberi pesan di film ini ga sembarangan loh. awalnya sih gua ga suka sama filmnya kaya memojokan agama tersebut tapi pas twit2an sm hanung . ternyata maksudnya hanung mpe bikin gua sedih, dia cuma mao ngajak orang2 ramai2 ntah dari agama apapun buat belajar al-quran.
secara ga langsung dia bilang dengan nonton film itu orang2 jadi pelajarin alquran karena pada saat orang2 nonton film itu orang2 bnyak berfikir apa benar islam seperti itu.
Wah, dapet insight lain nih jadinya. Thanks ya.. oww..? Hehe.. :D