Alternatif Wisata Baru Kendal: Kampung Ragam Warna Mranggen

Mranggen Kampung Ragam Warna (2)

Kendal merupakan tuan rumah dari beberapa objek wisata yang menarik dan mulai banyak terdengar suaranya sejak era social media. Karena Kendal merupakan daerah pesisir, tentu saja ada beberapa pantai andalannya seperti Pantai Cahaya, Pantai Moro, dan Pantai Wisata Ngebum. Belum lagi danau, hutan pinus, dan belasan curug atau air terjun. Pokoknya feed Instagram kamu jadi ciamik kalau berkunjung ke Kendal.

Lalu apa benang merah dari semua objek wisata yang saya sebutkan di atas? Nature. Alam. Objek wisata tersebut ada karena memang sumber daya alamnya yang sudah keren dan ditata. Namun adakah destinasi wisata Kendal yang memfokuskan diri dengan sumber daya manusianya? Maksudnya bukan manusia dieskploitasi ya, tapi yang warganya memiliki skill yang dapat memajukan daerahnya.

Jawabannya: ADA. Namanya adalah Kampung Ragam Warna, yang terletak di Mranggen, Desa Kutaharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.

Mranggen Kampung Ragam Warna (1)
Apakah gayaku sudah terlihat seleb? Wong selebes iyaaa.

Mengapa saya bisa mengatakan begitu? Karena Kampung ini tidak “terdengar” sebelum melakukan perubahan wajah kampungnya dengan dicat warna-warni hasil swadaya para penduduk. Mranggen bertransformasi menjadi Kampung Ragam Warna yang digadang-gadang menjadi salah satu wisata alternatif Kendal terbaru.

Mranggen Kampung Ragam Warna (5)

Minggu lalu, saya dan beberapa teman blogger dan vlogger bertandang ke sana untuk melihat peresmian Kampung Ragam Warna Mranggen. Ketika sudah berada di dalamnya, ternyata tak hanya kampung warna warni yang menjadi daya tariknya, namun juga ada beberapa sumber daya manusia yang handal di bidang seni musik, seni rupa, dan juga kuliner.

Dari datang hingga pulang esok harinya, tak hentinya kami dijamu dengan semua ini. Coba kita tilik sastu-persatu:

Seni musik dan tari:

Mereka memiliki grup Drumblek (alat musik dari barang-barang bekas), yang menurut saya sungguhlah eco-friendly. Tidak usah hingar bingar dengan listrik, menggunakan bahan bekas yang ada, jadilah grup musik dengan lagu-lagu heits! Grup yang bernama Mellow ini sudah beberapa kali menjuarai kompetisi-kompetisi. Bahkan mereka akan terbang ke Jepang untuk mengikuti kejuaraan di sana. Sukses yaa!

Oh ya, mereka juga memiliki beberapa penari payung yang manis-manis, juga Orkes Malaya, para tetua kampung yang juga memiliki skill seni musik yang mumpuni. Mengingatkan saya akan orkes-orkes jadul melayu yang nikmat untuk bergoyaaaang!

Mranggen Kampung Ragam Warna (5)
Mas-mas Drumblek Mellow. Semoga pukulannya teges dan gak mellow yaa :D
Mranggen Kampung Ragam Warna (1)
Payungnya cantik, yang menari juga manis. <3

Seni rupa: Selain kemampuan mengecat warga, mereka juga memiliki kemampuan melukis payung, melukis dari ampas kopi, dan juga membuat kerajinan dari sisa kain perca. Luar biasa bertalenta!

Mranggen Kampung Ragam Warna (1)
Lukisan dari ampas kopi. Cool!

Kuliner: Perut hamil saya puas dijamu makanan di sana. Gorengan yang nikmat, jajanan pasar, kue-kue basah, kerupuk yang tak henti-hentinya saya ganyem dengan Ghana, hingga makanan khas Mranggen bernama Sumpil. Dan semuanyaaa enaaaak aku sampai terharuuu.. :’)

Mranggen Kampung Ragam Warna (10)
Yang puasa, tahan godaan yaaa
Mranggen Kampung Ragam Warna (10)

Kesemuanya ini dapat kalian temukan di Kampung Ragam Warna, dan sebagian dokumentasinya terdapat di Mranggen Gallery yang terletak di tengah kampung.

Bagaimana sejarah Kampung Ragam Warna ini? 

Adalah ibu Wiwik dan Pak Bambang, pasangan yang memang berasal dari Kendal yang menjadi inspirator kampung yang kemampuannya dapat digali maksimal sebagai destinasi wisata. Gayung bersambut, salah satu perusahaan cat besar di Indonesia, Pacific Paint, setuju untuk membantu Mranggen menjadi Kampung Ragam Warna.

Tiga ribu liter cat digelontorkan secara bertahap selama 8 bulan sebelum akhirnya kampung ini diresmikan oleh Bupati Kenal, Dr Mirna Anisa, pada tanggal 9 Mei 2018 lalu. Bersama dengan Bapak Suryanto Tjokrosantoso selaku Direktur Pacific Paint dan Bapak Ricky Susanto (Corp Head Marketing Pacific Paint), Ibu Bupati memukul gong sebagai tanda diresmikannya Kampung Ragam Warna. Selamat untuk seluruh pihak yang membantu terlaksananya destinasi wisata baru Kendal!

Mranggen Kampung Ragam Warna (10)
Ibu Bupati meresmikan Kampung Ragam Warna

Lalu, siapa yang melukis rumah-rumah dan jalan di Mranggen?

Para warga tentunya. Mereka dengan guyub mengecat 1 kampung menjadi lokasi yang sangat unyu untuk spot-spot berfoto. Mengecatnya tentu tidak asal-asalan. Mereka ditemani oleh mentor bernama Om Anja, yang aslinya merupakan seniman mural dan owner dari Mari Blajar Gallery.

“Saya bilang kepada warga bahwa jangan takut untuk menggambar. Tidak ada yang salah dalam menggambar.”

Hasilnya? Ternyata banyak juga yang sebetulnya memiliki talenta seni, yang tak pernah tersalurkan. Gambar di seluruh kampung merupakan hasil karya seni dari, dan untuk warga sendiri, yang mengerahkan segala kemampunan untuk mempercantik kampungnya. Bahkan ada satu spot dengan nama-nama yang lucu. Seperti di bawah in.

Mranggen Kampung Ragam Warna (5)
Jl. Bareng aku kapan? LOLLLLLL! :))
Mranggen Kampung Ragam Warna (14)
Hubungan kita jadi gemana nih?

Kampung Ragam Warna mencerminkan kita sebagai warga negara Indonesia. Ada yang hitam, yang putih, yang merah, yang kuning, yang hijau, yang mana jika dipersatukan malah membuat indah, semarak, dan menyenangkan. Seperti saat saya datang ke sana, semua penduduk sangat ramah terhadap kami. Meskipun Kaliwungu terkenal sebagai kota santri, mereka menghormati kami yang datang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Suku yang beda, agama yang beda, perawakan yang berbeda. Terima kasih telah menerima kami dengan baik. :’)

Mranggen Kampung Ragam Warna (14)

Setelah ini, apa lagi? Yang jelas Kampung Ragam Warna harus tetap mempertahankan kecantikan dan kebersihannya, serta mengolah lagi apa yang mereka punya. Tentu saja agar tamu yang berkunjung senantiasa mendapatkan hal-hal baru dan segar dari kearifan lokal kampung ini.

Misalnya saja homestay yang saya tempati cukup bersih dan luas, namun tipe rumah yang sangat tertutup membuat suhu ruangan agak panas. Padahal Mranggen adalah daerah pesisir yang suhunya tentu tinggi, sehingga seharusnya dapat terbantu jika design rumah lebih terbuka. Mungkin ok kalau Kampung ini bekerjasama dengan arsitek muda yang dapat membuat bangunan ramah lingkungan dengan ventilasi banyak agar udara bisa hilir mudik. Kita mau kampung ini lebih keren kaan? ;)

Ada satu quotes menarik dari Bapak Mujib Rohmat selaku Anggota DPR RI komisi X yang juga anak Kaliwungu asli: “Faktor penarik kampung ini sudah ada, yang mempromosikan sudah ada, tinggal apa yang akan mengikat, yaitu kenangan“. BENER BANGET. Kalau tidak ada kenangan yang manis, mustahil orang akan mengingat Kampung Ragam Warna. Betul apa betuuuul?!

Tak lupa ada juga beberapa pertanyaan yang masuk di Instagram saya mengenai objek wisata ini.

1. masedy80: “Apa bedanya ini dengan Kampung Warna Malang, Kakak Bintang Lux?

> Kalau kampung warna di Malang adalah inisiatif dari mahasiswa yang sedang melakukan tugas kampus, bukan inisiatif dari warga. Lalu kampung di Malang itu betul-betul kampung yang sangat kumuh. Istilahnya, kalo tidak dicat, kampung tersebut hampir tidak ada daya tariknya. Sedangkan Mranggen ini kalaupun tidak dicat, ada beberapa sumber daya yg bisa diexplore. Seperti kuliner, seni musiknya, dll. Oh ya, di Mranggen juga menyediakan homestay.
PS: KENAPA HARUS BINTANG LUX SIH? :)) jadi berasa Desy Ratnasary, hahahahhaa.

2. traveldad.id: “Cocok buat kunjung saja atau mending inap?

> Jika punya waktu terbatas lebih baik tidak menginap, namun disarankan datang dari pagi, ketika cahayanya bagus di golden hour. Menginap merupakan opsi jika ada banyak yang ingin diexplore di sini seperti ngobrol dengan inisiator, ikut workshop kesenian, dan datang dengan rombongan.

Perjalanan kami pun ditutup dengan makan siang dan workshop melukis payung dengan cat minyak. Masih ada yang mau tanya-tanya atau penasaran dengan @kampungragamwarna ini? Yuk tanya-tanya di sini, nanti selain saya jawab di kolom komentar, saya juga akan masukkan pertanyaan kamu di blog saya. Ditunggu yaaaa! Sukses selalu teman-teman Kampung Ragam Warna. Terima kasih sudah menyambut dan menjamu kami dengan hangat. Sampai bertemu lagi!

Mranggen kampung ragam warna kendal (1)
Mranggen Kampung Ragam Warna (21)

TRIVIA

  • Kampung Ragam Warna merupakan project ke-empat dari Pacific Paint, setelah Kampung Tematik Bakelir Tangerang, Kampung Merah Putih di Tual Maluku, dan Kampung Pecinan Warna-Warni di Pasar Kanoman Cirebon.
  • Semarang kota – Mranggen dapat ditempuh dalam 1 jam. Paling nyaman dengan sewa mobil pribadi.
  • Untuk saat ini belum ada HTM, namun menurut hemat saya ok banget kalau wisatawan yang dateng dikenakan HTM misalnya Rp 10,000. Sudah dapat sebotol minum dan 1 suvenir kecil kerajinan kampung, dan bebas untuk berfoto di mana saja.
  • Ada pula wisata religi yang ditawarkan, karena tepat di bagian atas kampung, terdapat makam wali setempat, yaitu Makam KH Ashari dan Pangeran Puger.
  • Ada paket workshop, atau paket menginap juga jika mau ke sini. Untuk lebih jelasnya langsung hubungi Instagram @kampungragamwarna atau ibu @wiwikwwijaya.

TIPS Mengunjungi Kampung Ragam Warna

  • Pakai tabir surya, kacamata hitam, topi, atau bawa kain untuk melindungi kulit. Para penduduk memang hangat, tapi terik mataharinya juga gak kalah hangat! :))
  • Jangan hanya visual saja yang dipotret, namun juga masyarakat di sini memiliki banyak cerita. Coba eksplor lebih dalam lagi.
  • Ketika ada penampilan seni, coba ikut mainkan si alat musik Drumblek, atau ikut nari payung dengan para gadis.
  • Sinyal HP agak lemah untuk beberapa provider tertentu, jadi siap-siap pakai provider yang ok, atau foto-foto yang banyak, upload kemudian.
  • Beli oleh-oleh makanan dari sini. Seperti kacang, kripik, dsb. Murah dan enak!

8 thoughts on “Alternatif Wisata Baru Kendal: Kampung Ragam Warna Mranggen”

  1. Wah mudahan makin banyak perusahaan yang bekerjasama dengan pemerentah daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata daerahnya.

  2. Aku belum pernah ke kampung warna nih, Kak. Padahal lokasinya lumayan dekat dengan rumahku. Eh tapi sebelum dijadiin kampung warna malah aku sering ke situ. Kapan-kapan pengen pepotoan di kampung warna juga ah. Hehehe. Salam hangat dari Brangsong-Kendal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top