Shanghai Review: Segitu Doang?

Shanghai

What?
Film dibuka dengan Paul Soames (John Cusack) yang datang ke Shanghai karena ingin menyelidiki kematian tidak wajar dari temannya, Connor (Jefrey Dean Morgan). Agar tidak terlihat mencurigakan, Paul yang merupakan agen rahasia Amerika menyamar sebagai wartawan di kota yang disebut-sebut sebagai Parisnya Cina tersebut.

Penyelidikan Paul membuatnya bertemu dengan Anna Lan-Ting (Gong Li), istri dari seorang penjahat berpengaruh di Shanghai Anthony Lan-Ting (Chow Yun-Fat). Seorang kapten Jepang yaitu Tanaka (Ken Watanabe) mencurigai kehadiran Paul yang mengakrabkan diri kepada keluarga Lan-Ting. Dari tujuan utama mengejar pembunuh temannya, Paul masuk ke dalam pergerakan yang ada di Cina, dan anehnya ia selalu melihat Anna Lan-Ting dalam kejadian-kejadian berbahaya dan membuatnya sedikit terlibat romansa dengan Anna. Lalu, siapakah pembunuh Connor sebenarnya? Siapa juga Anna Lan-Ting sebenarnya? Dan mengapa Tanaka sangat bernafsu untuk mengejar Paul?

Tiw’s Opinion:
John Cusack, Ken Watanabe, Chow Yun Fat, hingga Gong Li bermain di film yang mengambil latar belakang pendudukan Jepang atas Cina di tahun 1938 ini. Melihat jejeran pemain yang membintangi film besutan Mikael Håfström tersebut, pasti orang tidak akan ragu merogoh uang di kantongnya untuk menonton Shanghai. Tapi tunggu dulu, apakah memang film ini sungguh menarik? Menurut opini saya, film ini berusaha untuk menjadi rumit, padahal isi dan jalan ceritanya lemah. Satu-satunya hal yang membantu adalah kehadiran Gong Li, yang dalam usianya yang sudah 45 tahun, masih saja terlihat sungguh menawan. Selebihnya? Saya tertolong dengan putu Makassar buatan mama saya yang membuat saya tetap terjaga. Oh ya, sedikit trivia, meskipun bersetting di Shanghai, syuting dilakukan di Bangkok. Makin bikin ngedrop deh aw.

Cocok Ditonton:
Kamu yang menggemari Gong Li, dan kamu yang TIDAK mengharapkan suatu cerita yang luar biasa membuat otak berpikir keras atau bikin napas setengah-setengah saking kerennya. Film yang memiliki atmosfer abu-abu ini juga cocok untuk kamu yang menonton saat weekdays karena tiketnya lebih murah dibandingkan weekend. Happy watching!

Foto diambil dari marih

17 thoughts on “Shanghai Review: Segitu Doang?”

  1. dengan kata lain, film ini tidak direkomendasikan?! hehehehe…. dikirain filmnya bakal hype gimanaaaaaa gitu… kalau begitu, saya nonton sorcerer’s apprentice sajalahh! hehehehe…
    salam kenal mbak titiwww!!!
    Flora (nengflora.blogspot.com)

    1. @flo: Hi flo, ya dengan kata lain begitu sih.. Haha.. Maybe it’s just me. Kalo belum nonton kan gak bisa juga bilang jelek apa nggaknya. Kata temen aku juga sorcere’s apprentice boring.. tapi kata temenku yang lain kocak.. hihi.. Eh salam kenal? Kamu kan udah pernah mampir ke sinii neng.. Tapi salam kenal lagi deehh.. :D

  2. pelem ini kan konon yang menyebabkan si jhon cusack yang terkenal tampan tapi sendokiran mulu akhirnya jatoh di pelukan gong li sodara2! *eh penting ga seh* :P

    1. @tya: Oh ya..? Jadi sekarang si cusack sama si gong li..? kan maen.. padahal si gong li baru cere bulan lalu lho.. Ah.. dunia..

    1. @ashia: Bagus atau tidaknya film mungkin subjektif ya. Jadi kalopun aku bilang jelek belum tentu kamu bilang jelek, begitu juga sebaliknya. Tapiii.. Mending kamu nonton aja.. jadi kalopun jelek, kamu punya alasan kenapa kamu bisa bilang jelek. halah, belibet gini toch.. :D

      1. otentu tidak…nyahaha etapi kl nontonnya bareng kamu gpp deh…cieeeee udah mulai keliatan lagi gambar2nya :)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top