Nikmati Damainya Villa Pajoka di Desa Ara

Pajoka Mandala Ria (17)

Bayangkan kamu buka mata di pagi hari, pemandangan pertama yang kamu lihat adalah langit-langit kayu. Suara debur ombak sayup-sayup mengajak untuk bangun dan melongokkan kepala keluar pintu. Pantai. Sejauh mata memandang hanya citra biru yang bisa tertangkap panca indera. Tidak ada aktivitas yang hiruk pikuk. Hanya ada semburat jingga di sebelah timur, dan wangi nasi goreng yang baru matang.

Itulah pengalaman saya menginap di Villa Pajoka yang nama lainnya adalah Pajoka Eco Beach House. Terletak di Desa Ara, Bulukumba – Sulawesi Selatan, saya mengunjungi tempat ini tahun lalu dengan Mahe dan adik saya. Persis di depan penginapan, pantai Mandala Ria menunjukkan keelokannya dengan all out. Pajoka sendiri artinya “Jalan-jalan”.

Baca juga: Pantai Mandala Ria Nan Sunyi, Serasa Milik Pribadi 

Pajoka adalah villa dengan gaya panggung khas Sulawesi yang terbuat dari kayu. Apa saja yang ada di dalamnya? Tiga kamar tidur yang terdiri dari 5 bed, lalu ada 2 kamar mandi, 1 toilet, dapur, mini library, dan balkon. Bisa dibilang penginapan ini tingkat 3. Di lantai paling bawah ada kamar mandi, di lantai 2 ada 2 tempat tidur, library, balkon, dan dapur. Di lantai 3 hanya ada 1 bed dan balkon lagi. Balkonception if I must say.

Kamar Pajoka Mandala Ria
Kamar Tidur Utama
Kamar Pajoka Mandala Ria
The Other Room

Highlight dari villa yang muat sampai 10 orang ini adalah mini librarynya yang mengesankan. Buku-bukunya unik, banyak buku yang saya suka, dan tepat di bawah rak-rak buku tersebut ada bed lagi yang bisa dipakai untuk bersantai sambil baca buku. Ingin membaca sambil ngeteh atau ngopi? Bikin dulu tehnya di dapur yang perlengkapannya cukup lengkap, lalu bawa minuman kamu ke balkon. Tidak usah setel musik, deburan ombak yang suaranya mendesir siap untuk menemani.

Perpustakaan Villa Pajoka
Mini library
Dapur Villa Pajok
Dapur villa
Pajoka Mandala Ria (29)
Santai sore dengan secangkir teh hangat dan novel

Semua kamar mandi ada di luar kamar tidur kecuali kamar tidur utama yang paling depan, ada toiletnya sekadar untuk buang hajat. Agak PR karena kamar mandinya di lantai dasar sehingga kita harus turun tangga. Dan jika posisi mandi salah, dari tangga rada keliatan kamunya karena kamar mandinya gak beratep. Hehehehe. But no need to bring your soap/shampoo, karena di sini ada sabun-sabun cair yang gede-gede dan shampoo yang memang fasilitas villa.

Kamar mandi villa pajoka
Kamar mandi dempet

Mau bermain ke pantai? Turunlah dari villa, tapi sebentar sebentar. Jangan langsung ke pantai dulu. Bagaimana kalau kamu naik rumah pohon yang ada di halaman? Memang tidak untuk diinapi, tapi lumayan untuk foto ala-ala yang diunggah ke Instagram dengan tagar #Liveauthentic. Ok, saatnya bermain cinta air dan pasir. The beach is all yours. Karena hampir nggak ada orang yang berada di pantai tersebut. Tapi jika kamu mau berjalan menyusuri pantai, maka kamu akan tahu bahwa Desa Ara ini adalah desa pengrajin kapal pinisi.

Rumah Pohon Villa Pajoka
Rumah Pohon Villa Pajoka

Baca juga: Kapal Phinisi Made In Bonto Bahari 

Kalau kamu merupakan traveler yang mau eksplor, ada beberapa gua di sekitar penginapan yang bisa kamu datangi seperti Goa Passea dan Goa Passohara. Tanya-tanya saja dengan penjaga villa bagaimana cara mencapai gua tersebut. Namun jangan bertualang ataupun main di pantai hingga melewati jam maghrib. Tidak ada cahaya selain dari villa sehingga membuat suasana sedikit creepy saat malam.

Bagaimana dengan makan malam? Ketika check in kita akan ditawari apakah mau masak sendiri di dapur atau dimasakin istri penjaga Villa. Ada harganya, kalau tidak salah dengan menu nasi-ikan-sayur-udang, seorang membayar Rp 40.000 (di luar harga villa). Si Ibu belanja dulu bahan bakunya di pasar setempat, memasaknya sendiri, dan selesai tepat sebelum jam makan malam sekitar jam 18.30 lah.

Balkon Villa Pajoka
Memesan makan malam

Bagaimana rasanya? Totally worth it dengan harga yang dipatok. Nasi hangat, ikan tuna gede-gede dan segar, udang goreng tepung, sayur buncis wortel ditumis dengan gurih. Mantap untuk disantap setelah mandi sore dan lelah lari-lari dan berenang di pantai. Saya sendiri sampe gak sempet moto karena kelaperan dan gragas. Kami bertiga makan buanyaag dan masih sisa lho. Masaknya generous banget.

Seusai makan malam, penjaga villa datang untuk mengecek keadaan villa dan ngobrol-ngobrol dengan kami. Pastikan untuk bertanya listrik dan air harus menyala dengan lancar sepanjang malam, karena di pagi hari listrik akan dimatikan sekitar pukul 6 atau 7 pagi. Saat bercakap-cakap, Mahe melihat sekelibat gerakan di halaman. Mahe panik. Meski dia anaknya pemberani kalo nonton horor, Mahe selalu siaga 1 untuk hal-hal seperti ini.

Ternyata apa itu yang tadi lari di halaman? Babi hutan pemirsa! Nyahahahaha. Maka daripada itu wajib untuk kamu menutup pintu tangga sebelum tidur. Supaya nggak bangun-bangun pemandanganya malah babi. Well, pas pagi sih Mahe langsung terjaga karena ada suara kleneng-kleneng yang masuk gerbang halaman. Pas dicek, yaelahhh sapi sapiiii yang numpang mamam rumput.

Jadi parno karena emang tempatnya sepi abis. Saran dari saya sih, emang harus banget dateng rame-rame biar gak terlalu serem. Kami pun tidur cepat setelah ngeteh-ngeteh di depan pantai yang bermandikan cahaya bulan purnama.

Halaman Villa Pajoka
Halaman tempat sapi mamam

Karena saya datang di bulan April yang bukan high season, maka proses booking tidak terlalu sulit. Bahkan Mahe bisa nego harga dari sekitar Rp 900.000 menjadi Rp 700.000, sudah termasuk breakfast untuk kami bertiga. Negonya langsung via Whatsapp dengan Ibu Kiki si empunya tempat. Orang sini juga tapi tinggal di Bali. Enak sih negonya karena Bu Kiki ini satset dan responsif.

Apa yang saya suka dan nggak suka dari Villa Pajoka? Let me give you the Pros and Cons list:

Pros:

  • Tempatnya bagus dan luas
  • Menganut eco lisfestyle, ada solar cell systemnya
  • Muat banyak orang
  • Cocok buat yang mau relax
  • Depan pantai percis
  • Makanannya enak

Cons:

  • Jalan menuju villa agak menantang
  • Sinyal susah
  • Penjaga villa nggak nginep
  • Sepi dan agak serem kalo malem
  • Ada beberapa bumbu dapur yang expired di dapur
  • Listrik dan air terbatas

Yang jelas, kalau kamu memang niat jelajah Sulawesi Selatan khususnya Bulukumba, tempat ini wajib didatengin. Sekali jalan, bisa ke sini, ke Apparalang, dan juga Tanjung Bira serta Pantai Bara. Semoga ada waktu dan rejeki untuk ke sini ya temen-temen. Happy traveling y’all!

Pantai Villa Pajoka
Mantai yuk!

17 thoughts on “Nikmati Damainya Villa Pajoka di Desa Ara”

  1. Suka banget sama ulasan villanya.. Saya dan suami suka menginap di tempat2 kayak di Buku Kumba ini, tapi emang belum pernah ke Sulawesi. Pernah menginap di hutan Bukit Lawang. :) Nice post mbak..salam kenal…

    1. Bulukumba kaaak bukan buku kumba. Hehehehe.. Bukit lawang malah aku belum pernah. Thanks udah mampir yaah :)

  2. Aaaarrggh, jarang banget nemu tempat nginep yang nyediain buku-buku buat dibaca
    *mupeng mode on

    Tapi harganya lumayan bikin kantong tipis juga ya kak tiw ?

    1. Rata2 penginapan yg banyak bulenya nyediain buku nih kak.. untuk harga.. segitu kan bisa buat 10 orang kakk.. Villa soalnya. Heuheuheuuu

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top