Biru di Balik yang Kelabu

grey sjy

Tegakah aku membesarkan anakku di kota yang langitnya abu-abu?
Tidak hanya angkasa, suara di kota ini juga terus menderu debu.
Tidak hanya suara, asapnya pun menyesakkan paru-paru.

Aku rindu dengan kota yang berlangit biru.
Dimana anakku dapat berlari dan berseru tanpa ragu.
Di sini keraguanku.

Sebagai ibu.
Sebagai guru.
Untuk anakku.

Haruskah aku pergi dan tak menatap masa lalu?
Ah, biru.

Di mana kamu?
Dapatkah aku menemukanmu di ujung cakrawala itu?
Atau mungkin di balik sebuah pintu?
Semoga keinginanku bukanlah sebuah asa yang semu.

© Image

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top