Tegakah aku membesarkan anakku di kota yang langitnya abu-abu?
Tidak hanya angkasa, suara di kota ini juga terus menderu debu.
Tidak hanya suara, asapnya pun menyesakkan paru-paru.
Aku rindu dengan kota yang berlangit biru.
Dimana anakku dapat berlari dan berseru tanpa ragu.
Di sini keraguanku.
Sebagai ibu.
Sebagai guru.
Untuk anakku.
Haruskah aku pergi dan tak menatap masa lalu?
Ah, biru.
Di mana kamu?
Dapatkah aku menemukanmu di ujung cakrawala itu?
Atau mungkin di balik sebuah pintu?
Semoga keinginanku bukanlah sebuah asa yang semu.