Teringat masa dimana saya membaca sebuah majalah remaja, tepat di halaman perbintangan. Virgo. Earth sign bersama-sama dengan Capricorn dan Taurus. Dan saya kerap menyangkalnya dengan “Kok earth sign sih? Kenapa nggak air? Gw kan sukanya main air. Earth? Gak keren banget!” Apalagi ketika membaca penjelasannya.
“Earth signs are wise, stable, sensual, and, yes, they are grounded. They rule the physical world, which is why they make great gardeners, cooks, and lovers. Because the element earth is so reliable, they make trustworthy business people and professional.”
Mau ngakak bacanya. Great gardeners dari Hongkong. Disuruh nanem kacang ijo jadi toge aja yang tinggal merem, bukan barang mudah buat saya. Sampai tahun lalu, saya mulai mengompos sampah dapur di halaman. Sesekali, kok ada tumbuhan yang hidup di sela-sela kompos tersebut? Saya pikir, ya udah ayo sekalian nanem-nanem.
Mulailah coba nanem kangkung, bayem, regrow daun bawang, dan mereka-mereka yang bisa ditanem. Sukses? Ya nggaklah. Mulai berkecambah dan tumbuh saja iya. Tapi kok sampe 2 bulan gak gede-gede sayuran ini. Padahal dari hasil baca-baca, seharusnya dalam 3 minggu saja bisa dipanen. Ada sih yang bisa dipanen. Tapi hasil panennya sedih. Gak nyampe buat sepiring numis sayur. Apa yang terjadi kemudian?
Saya menyerah, dengan alasan “Ya mungkin nggak bakat kali. Gak semua orang bisa berkebun dan nanem-nanem.” Lalu negara api menyerang, dan membuat orang-orang tidak bisa berkegiatan di luar rumah. Ngantor dari rumah, olahraga dari rumah, semuanya #DiRumahAja. Sampai suatu saat, ketika sarapan di teras rumah, saya memandang halaman yang menyedihkan. Rumput tak terawat, eek kucing di mana-mana, hingga entah aaaapaaaa yang merasukiiiikuu (halah), saya membuka ecommerce dan mulai mengisi keranjang belanjaan dengan tanaman.
Satu persatu tanaman hias datang. Tanah. Pupuk. Cocopeat. Sekam. Dan tak lupa juga modul hidroponik saya gunakan untuk menanam sayuran, selain menanamnya di pot. Saya baca-baca artikel dan tonton juga video tentang bercocok tanam. Ternyata, sayuran dan tanaman hias yang saya rawat, pelan-pelan tumbuh, beranak, dan bisa dipanen!
To be honest, ada beberapa tanaman yang mati sejak saya adopsi. Seperti mawar, lemon balm, dan sirih papua. Tapi gak kayak dulu, bukannya nyerah, saya makin semangat. Perasaan semangat ini tambah berkobar ketika muncul tunas baru, ada daun-daun baru, dan makin banyak kupu-kupu dan capung yang datang ke rumah.
Saya jadi ngerti perasaan Papa saya yang suka banget nanem-nanem di rumah. Dari situ saya merasa bahwa… Indeed, earth sign is my true sign. Saya merasa dekat sekali dengan alam. Bawaannya tuh tiap hari semangat karena ada harapan baru dari anak-anak hijau ini. Belum lagi keseruan chat dan tukar pesan dengan teman-teman yang suka ngebun juga. Ini toch rasanya jatuh cinta lagi.
Lewat tulisan ini, saya menyadari bahwa tidak ada orang yang tidak bisa menanam atau berkebun. Bukan masalah bisa atau tidak bisa. Tapi mau atau tidak mau. Terutama, apakah mau meluangkan WAKTU untuk membesarkan anak-anak hijau itu. Semua orang bisa membeli perkakas mahal untuk berkebun.
Namun tidak semua orang bisa memberikan waktunya bagi sesuatu, untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Jadi, apa hobi baru kalian selama di rumah aja? Yang mau sharing atau tanya-tanya seputar nanem, cusss lesgo, jangan lupa follow Instagram saya di @travelmom.id. Di beberapa highlights IG Stories ada banyak tips gardener amatir dariku. Have a green day semuanyaa! :D
14 thoughts on “Hobi Baru Selama di Rumah Aja: Berkebun dan Bercocok Tanam”
ah, menyenangkan! kadang pengen bisa nanam-nanam, tapi apa daya di sini tidak bisa seenaknya menanam, karena ada beberapa aturan untuk menanam.. ya.. Jerman apa-apa ada aturannya! 😅
Hahahahah gak kayak di indonesia ya zam. Nanem mah nanem ajaaa Hahahaha
Haduh yang ampun sekarang jadi banyak banget yang berkebun! Hihi. Aku kepengin ikutan, tapi nggak telaten rawat tanaman. Takutnya cuma beli doang, eh nanti kalau mati jadi sedih :”)
Dulu juga taneman aku mati mlulu kok kaaak. Lama2 jadi ngerti dan lama2 tumbuh dan berkembang :’)
bertanaman memang mengasyikkan, apalagi bisa berbunga dan berbuah
Yesss
Saya juga lagi belajar berkebun di rumah. Banyak yang gugur di medan tempur.
Pingin ala-ala pinterest, tapi hasilnya kayak junkyard gitu di tempat jemuran. Sad bener.
Belum ada yang bisa dipanen, ah.. boro dipanen, liat tumbuh dan berkembang aja udah deg-degan takut layu esok lusa.
Mudah-mudahan semangat saya enggak luntur deh 😢
Maap jadi curhat.
AHahaha gpp banget dongg curhat. Aku juga baru belajar kok. SEMANGAT KAKAAAK!
Pot terakota cokelatnya lovely banget! Di rumah, baru koleksi terakota putih plastik. Tapi, yang nanam ibu sih, saya mah tim hore aja hehe.
Hahaha met bercocok tanam, kakaak!
Mbakk beli meja2 atau tempat kayu buat display tanaman yg tahan kena air dimana sih?
Coba cek tokopedia @shabbydniz ya
Sering kepo sama ig-nya mbak Titiw, eh ternyata tulisannya di blog asyik juga. Lanjut kepo blog mbak Titiw, terutama soal pengalam berkebun ah.
Btw, aku dulu juga start dengan regrow sayuran. Trus capek karena sayur-sayur banyak dimakan serangga dan siput. Sekarang geser ke tanaman hias dan sayurannya pilih beli di pasar :P
Ahahaha bener bgttt aku juga. Nanti deh kalo udah punya halaman luas baru lanjut nanem2 sayur lagi x)