Belitong, negeri Laskar Pelangi. Sebelum adanya buku dari Andrea Hirata tersebut, Belitong hampir menjadi kota mati dari segi pariwisata. Banyak hotel-hotel gulung tikar dan investor di bidang apapun makin berkurang dan habis. Namun seiring dengan filmnya yang menembus jutaan penonton dan bukunya yang menjadi best seller di mana-mana, Belitong menjadi lebih dikenal dan pariwisatanya menggeliat kembali.
Tak hanya berhenti di situ, di tahun 2010 Andrea Hirata membangun Museum Kata (literary museum) di kampungnya sendiri, yaitu di Gantong, Belitung Timur. Dari mana uang untuk membangun museum yang disinyalir menelan dana hingga 1 miliar tersebut? Dari royalti pribadinya. Bahkan tidak ada tiket masuk yang dibebankan kepada pengunjung, padahal pasti ada biaya operasional perbulannya. Sungguh patut kita mengangkat topi untuk Andrea Hirata.
Ketika pertama sampai di museum ini, saya seperti anak kecil yang sangat semangat. Warna-warni museum membuat libido kanak-kanak saya membuncah. Dan tempat itu seperti tidak ada habis-habisnya membuat kejutan di berbagai sudut untuk difoto ataupun untuk sekadar dibaca atau dilihat. Di dalamnya ada lebih dari 200 literatur film, musik, seni, dan semacamnya, dari dalam maupun luar negeri.
Makanya banyak sekali nama-nama dan foto yang familiar di mata saya. Seperti musisi-musisi jazz, pengarang-pengarang novel ternama, serta artis film. Tak ingin menafikkan kearifan lokal, ada pula sebuah ruangan di museum yang menceritakan sejarah terbentuknya bebatuan di Belitong, dan pendeskripsian bahasa asli Belitung yang hampir punah.
Masuk makin ke dalam, ada pojokan untuk mengirim kartu pos. Ada panggung ekspresi. Ada tempelan quotes-quotes dari film Forrest Gump yang sarat makna. Ada tempat untuk duduk-duduk mencicipi kopi yang konon kopi di Belitung adalah salah satu kopi terbaik negeri ini. Luangkan waktu lebih jika berkunjung ke sini karena kamu pasti ingin menggali lebih banyak lagi tiap sudutnya. Dan bahasa anak sekarang, semuanya Instagrammable alias pasti kece kalau dishare di Instagram ditambah filter-filter yang disukai para hipster.
Bahkan, museum ini juga merupakan tempat belajar untuk sekelompok anak tanpa dipungut biaya sedikitpun. Gurunya? Terkadang Andrea Hirata sendiri atau beberapa tamu kenalan Andrea yang memiliki skill-skill tertentu. Ah, sungguh tidak menyesal saya bertandang ke sini. Itulah dia secuplik cerita tentang Museum Kata. Museum literatur satu-satunya di Indonesia yang dibuat oleh Andrea Hirata. Terima kasih Andrea Hirata. Engkau adalah contoh manusia baik, yang meskipun sekolah hingga keluar negeri, namunkembali ke tanah air dan membangun daerah asalnya. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain.
MUSEUM KATA
Jl Laskar Pelangi 10 Gantong, Belitong, 33462.
Email:[email protected]
Facebook:MuseumKata Andrea Hirata
Twitter:@Museum_Hirata
Instagram:@MuseumKataAndreaHirata
Jam buka: 10.00 – 18.00
6 thoughts on “Kata Bermakna di Museum Kata Andrea Hirata”
Andrea Hirata memang pahlawan sastra. Mungkin krn beliau kali yaa Indonesia jadi tamu kehormatan di pameran buku Frankfurt :)
Haha, dan nama2 pelabuhan dan macem2 di Belitung sekarang pasti pake “Laskar Pelangi”. Kereeen!
Belum pernah kesini, padahal masih satu provinsi.
Waah.. Sayang banget kak. Kalo kamu di mananya siih? :D
Salah satu destinasi impian. Padahal dari segi biaya tergolong murah. Cuma belom sempet2. Kalo akhirnya kesampean, saya mau coba ah Museum Kata ini!
Padahal kamu dulu udah bikin itinerarynya yaaaa.. tapi gak sempet diimplementasikan. Huhuhuhu..