Kenapa harus vaksin? Pemberian Vaksin atau imunisasi kepada anak sepertinya masih menjadi momok bagi banyak orang. Ada beberapa kelompok yang menganggak vaksin itu adalah suatu konspirasi yang malah melemahkan umat. Atau ada juga kelompok yang semuanya maunya natural, gak mau pake “obat” atau apapun yang disuntikkan ke tubuh manusia.
Vaksin juga menjadi momok bagi saya, tapi lebih karena harganya sih. Ehe ehe. Tapi apa benar vaksin itu mahal? Apakah vaksin memang haram? Atau apakah vaksin malah membuat sakit atau malah autis? Semua terjawab tuntas di dalam sebuah Kuliah Whatsapp dari theAsianparent bertajuk “Kenapa Harus Vaksin”, yang saya ikuti bersama Dokter Apin.
Karena materinya buagus banget, dan sayang banget kalo gak dishare, maka saya mau bagi-bagi di sini. Supaya kalo buibuk memiliki teman atau kerabat yang betul-betul antivaksin, dapat dijembrengkan seabrek fakta yang sudah dijelaskan oleh Dokter Apin.
Baca Juga: Polemik Vaksin Palsu: Anda Pro atau Anti Vaksin?
Pertama-tama kita kenalan dulu yuk sama Dokter Arifianto yang nama tenarnya adalah dokter Apin. Dokter spesialis anak ini juga menulis beberapa buku yang berkaitan dengan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Dokter Apin cukup tenar di dunia social media dengan Instagram @dokterapin. Beliau juga terkenal sebagai dokter yang RUM dan menjadi sosok paling semangat untuk menyebarkan tentang pentingnya vaksin kepada masyarakat.
Bagaimana awal mula vaksin hadir dalam kehidupan manusia? Dokter Apin juga menjabarkannya di dalam voice note.
Sistem imum manusia bekerja sedemikian rupa dalam merespon virus maupun penyakit. Lalu apa itu imunisasi? Mengapa imunisasi sangat diperlukan dan bagaimana cara kerjanya?
Berikut jadwal imunisasi rutin sesuai dengan usia anak. Pastikan anak mendapatkan vaksinasi sesuai usianya ya, Parents.
Berdasarkan jenis-jenis vaksin di gambar di bawah ini, berikut penjelasan dr. Apin untuk beberapa jenis vaksin yang dianjurkan pemerintah seperti Hepatitis B, DPT, HiB, Campak, Rubela, dan Polio.
Lalu, berikut skema penjelasan dr. Apin mengenai proses pembuatan vaksin sampai vaksin aman untuk digunakan oleh masyarakat luas.
Setelah vaksin dianggap aman untuk beredar, lalu apa indikator keberhasilan vaksinasi suatu penyakit?
Keberhasilan vaksin bisa diukur dari tingginya cakupan penetrasi vaksin untuk penyakit tertentu di suatu daerah. Walaupun masih terdapat sebagian kecil individu yang belum melakukan vaksinasi di suatu wilayah, penyakit tidak akan menjadi wabah ketika sebagian besar masyarakat lain melakukan imunisasi.
Sekarang, kita lanjut ke pertanyaan-pertanyaan yang masuk saat Kulwap bersama dokter Apin ini.
1. Kenapa bayi harus vaksin?
Bayi diharuskan vaksin karena setelah dilahirkan, imunitas yang diturunkan Ibu ke anak sudah putus sehingga diperlukan perlindungan tambahan dari penyakit-penyakit
2. Apa dasar penentuan pemberian jenis vaksin yang disubsidi oleh pemerintah?
Penentuan jenis vaksin yang disubsidi pemerintah berdasarkan pertimbangan berbahayanya penyakit. Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian dan cacat total yang disubsidi pemerintah, selain juga pertimbangan dari sisi ekonomi.
3. IDAI memberikan beberapa anjuran vaksin tambahan di luar vaksin yang disubsidi pemerintah, apa perbedaannya dengan vaksin yang subsidi pemerintah?
Secara prioritas, demi kesehatan si kecil sebaiknya vaksin dilengkapi, termasuk vaksin tambahan yang dianjurkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
4. Apakah ada kondisi tertentu pada anak yang tidak diperbolehkan vaksin?
Hanya kondisi tertentu seperti anak yang sedang panas tinggi, kemoterapi, untuk menunda terlebih dahulu pemberian vaksin. Bukan tidak diberikan sama sekali.
5. Apakah ada alergi tertentu yang membuat anak tidak boleh mendapatkan vaksin?
Tetap aman, kecuali reaksi anak untuk alerginya parah sekali seperti sesak napas.
6. Dalam kasus anak yang sedang melakukan perawatan TB hingga imunisasinya tertinggal, bagaimana mengejar ketertinggalan jadwal imunisasi?
Kecuali anak yang demam tinggi dan pengobatan jangka panjang yang menekan sistem imun, tetap harus divaksin. Jika sudah terlanjur terlambat, segera dikejar, tidak ada kata terlambat untuk vaksin
7. Apa dasar penentuan pemberian jenis vaksin di tahapan usia tertentu?
8. Ada beberapa vaksin yang perlu diulang seperti PCV yang harus 4 kali. Kalau terlewat, adakah dampaknya?
Dampaknya jika terlewat, imunitas jangka panjang tidak akan terbentuk.
9. Setelah imunisasi biasanya bayi suka demam, apa saja KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)?
Demam setelah vaksin masih wajar jika kurang dari 2 hari. Jika lebih dari itu anak masih demam, silahkan cek ke dokter, karena kemungkinan ketika vaksin anak memang sudah tidak fit.
10. Apa benar kalau setelah divaksin anak sampai demam jadi lebih bagus dan lebih bekerja?
Kalau bisa setiap vaksin tidak perlu harus demam. Jadi, demam atau tidak, bukan indikator keberhasilan vaksin.
11. Kenapa ada anak yang tidak diimunisasi sama sekali tapi tetap aktif dan sehat?
Anak yang tidak diimunisasi sama sekali boleh jadi tertolong oleh Herd Immunity yang ada di materi sharing di atas. Lagi-lagi, penyakit berhasil hilang jika cakupan vaksinnya luas. Jadi, sangat dianjurkan untuk mem-vaksin anaknya.
Nah, kalau pertanyaan berikut ini yang lumayan sering ditanyakan sejak beberapa tahun terakhir, dan cukup kontroversial. Wajib didengarkan voice note dari Dokter Apin nih!
12. Bagaimana menanggapi kontroversi yang menganggap vaksin haram?
13. Apakah ada korelasi antara vaksin dengan konspirasi Barat atau Yahudi?
14. Ada yang menghubungkan vaksin MR dengan autisme, apakah berhubungan?
15. Vaksin apa yang diperlukan sebelum bepergian ke luar negeri?
Jenis vaksinasi yang diperlukan sebelum bepergian ke luar negeri tergantung negara tujuannya.
16. Vaksin meningitis kan wajib untuk pergi umroh, apa anak perlu divaksin meningitis juga?
Saat ini vaksin yang beredar masih untuk usia 2 tahun ke atas, namun akan ada jenis vaksin meningitis yang bisa cover usia di bawah 2 tahun. Intinya, anak-anak tetap perlu vaksin meningitis sebelum umroh.
17. Bagaimana membedakan vaksin resmi dengan vaksin palsu?
18. Kapan saat terbaik memberikan vaksin flu ke anak?
Saat usia 6 bulan, diulang lagi dalam 1 bulan, setelah itu setelah anak usia 1 tahun, diulang setiap tahun.
Masih ada beberapa pertanyaan lagi dalam kulwap yang dijawab oleh Dokter Apin, tapi tidak saya masukkan di sini. Namun theAsianparent merangkum hasil kulwap Kenapa Harus Vaksin:
- Sangat penting untuk memberikan vaksin kepada anak sejak dini sesuai dengan usia
- Vaksin si kecil sesuai jadwal, terutama untuk vaksin dasar yang disubsidi pemerintah, mengingat pentingnya menekan penyebaran penyakit yang beresiko kematian atau catat tetap
- Lengkapi imunisasi anak dengan vaksin-vaksin rekomendasi IDAI mengingat hampir semua vaksin bersifat urgent
- Vaksin sudah terbukti halal dan bukan merupakan konsipirasi Barat/Yahudi
- Tidak ada korelasi antara vaksin MMR dengan Autisme
- Hanya ada kondisi tertentu dimana anak tidak diperbolehkan vaksin seperti saat demam tinggi (ditunda) atau sedang dalam pengobatan yang menurunkan sistem imun seperti kemoterapi
- Demam setelah vaksin masih wajar, jika demam lebih dari 3 hari dianjurkan cek ke dokter
- Vaksin juga diperlukan sebelum bepergian ke luar negeri, jenis vaksin tergantung negara yang dituju
- Parents tidak perlu khawatir karena saat ini vaksin yang beredar sudah dipastikan resmi, apalagi jika vaksin didapat dari posyandu dan puskesmas
That’s a wrap. Pokoknya kuliah whatsapp kali ini membuat aku lebih tercerahkan mengenai vaksin. Please untuk kamu yang masih anti vaksin juga, baca dan denger voice note dokter Apin di atas. Kalau alasannya bersentuhan dengan agama, aduhhhh Dokter Apin tuh relijius sekali loh. Tapi dia tetap menjadi garda terdepan dokter Indonesia untuk vaksin.
Kalau ada teman yang juga antivaksin, bisa diberikan link ini ya teman-teman. Terima kasih sudah membaca dan mendengar artikel yang saya rangkum dari Kulwap bersama theAsianparent!
2 thoughts on “Kenapa Harus Vaksin? A-Z Vaksin Bersama Dokter Apin”
Jadi inget aku belum kasih vaksin MMR ke Arwen karena waktu itu lagi kenceng banget hoax yang bilang vaksinnya bikin autis. besok konsul ke DSA ah!
makasih tulisannya kak Tiw, informatif bangettt
Siaaap. Makasih udah berkunjung kakaaak. Nantikan kunjungan balasan akuuh! :D