Kanker Payudara. Breast cancer. Momok bagi para perempuan ini terlihat jauh, namun sebetulnya sangaaat dekat. Kita selalu berpikir bahwa penyakit ini hanya terjadi pada orang lain, pada saudara jauh, orang-orang di portal berita ataupun dalam siaran televisi.
Padahal, tahukah kamu kalau 1 dari 8 wanita di dunia terkena breast cancer?
Secara perbandingan, itu berarti sekitar 12,000 dari 100 ribu penduduk. Memang angkanya terbilang tinggi, namun jika terdeteksi sejak dini, ternyata kanker ini adalah jenis yang paling mudah diterapi sehingga kemungkinan hidup sang pasien bisa lebih panjang.
Dari mana saya tahu ini semua? Berkat acara Breast Cancer Awareness yang diadakan oleh OMNI Hospitals. Dipandu oleh dokter Dian Octorina sebagai moderator, mbak Natalia K. Tjahaja selaku Marketing Corporate OMNI Hospitals Group, dan DR. dr. Denni Joko, Sp.B(K)Onk, MM selaku dokter Spesialis Bedah Onkologi OMNI Hospitals, acara sore itu berlangsung dengan seru dan penuh pertanyaan dari saya dan teman-teman blogger.
Seperti biasa, saya melakukan polling untuk tahu perilaku perempuan khususnya teman-teman saya. Ketika saya tanyakan apakah mereka sudah pernah periksa payudara dengan expert (USG, mamogram, dll), dari 72 orang, 29 orang menjawab pernah dan 43 orang menjawab belum pernah. Mungkin kalau saya ikut polling, saya adalah bagian dari yang belum pernah tersebut.
WHY?
Selalu kepikiran periksa sih, tapi kayak gak bisa nyempetin diri terus. Huks. Dan ketika saya tanya lagi alasan temen-teman belum periksa, kebanyakan memiliki pikiran seperti saya. Mau periksa tapi gak sempet, sisanya belum pernah periksa karena merasa tidak ada masalah, atau malah takut kalau ternyata kenapa-kenapa. JREEEEENGG.
Padahal menurut dr. Denni, kanker payudara itu mudah diatasi, namun kebanyakan yang pertama kali periksa, sudah masuk stadium 3 atau 4 sehingga lebih sulit ditangani. Apalagi di rumah sakit khusus kanker seperti Dharmais, 70-80% penderita sudah dalam keadaan kronis. Biaya jadi besar karena harus melakukan berrrrmacam-macam prosedur. Namun di Oncology Center OMNI Hospitals, kebanyakan pasien masih berada pada fase stadium 1-2 karena keberhasilan edukasi. Ini membuat terapi jadi lebih mudah dan terjangkau. Itulah pentingnya awareness mengenai hal ini.
Di Indonesia, kanker adalah penyakit paling mematikan setelah penyakit jantung dan ginjal. Lalu, apakah betul pasien yang memilili history cancer akan terkena juga?
“Faktor keluarga mempengaruhi, bisa membawa tapi belum tentu muncul. Gen kanker tidak akan bekerja jika tidak dipengaruhi lingkungan. Sebaliknya, jika tidak punya gen kanker, seseorang dapat terpapar jika lingkungan, gaya hidup, dan makanannya kurang sehat“, ujar dr. Denni.
Apa saja sih faktor resiko kanker payudara?
- Usia. Makin tua makin beresiko
- Haid pertama dalam hidup datang terlalu awal dan menopause terlalu lambat
- Tidak pernah melahirkan anak
- Melahirkan anak pertama di usia > 30 tahun
- Diet tinggi lemak dan alkohol
- KB Hormonal / Terapi sulih hormon
- Riwayat kanker di keluarga dekat
Wah, ternyata jika perempuan mendapatkan haid lebih cepat, resiko terkena cancer juga lebih besar. Saya ingat betul Mama pernah cerita bahwa beliau haid saat SMA kelas 1. Saya sendiri pertama kali haid kelas 1 SMP. Dan menurut teman-teman saya yang anaknya sudah besar, anak perempuan sekarang lebih cepat lagi haidnya. Ada yang kelas 3 SD sudah haid!
Kenapa bisa begitu? Dr. Denni menjelaskan bahwa paparan estrogen anak sekarang lebih banyak dan lebih panjang timeline-nya.
Dulu belum banyak resto fast food. Dulu kita jarang makan di luar. Namun sekarang sangat mudah untuk terpapar hal-hal tersebut. Kadar kolesterol perempuan sekarang juga lebih tinggi, sehingga itu merupakan salah satu faktor resiko.
Lantas bagaimana gejalanya?
Dan semua hal-hal di atas dapat dicegah jika kita paham dan mau melakukan PEMERIKSAAN PAYUDARA SEJAK DINI.
Bagaimana tahapannya? Ada sekitar 4 tahapan, dari yang paling mudah hingga yang paling komplek.
- SADARI alias Periksa Payudara Sendiri setiap bulan
Kapan saat paling tepat melakukan Sadari? Sekitar 7 hari setelah haid pertama. Jadi jika kita haid tgl 1, lakukan Sadari tanggal 7 atau 8. Cek langkah-langkahnya di bawah. - SADANIS, yaitu periksa payudara secara klinis
Pemeriksaan payudara tanpa bantuan alat-alat, tapi dilakukan oleh dokter. SADANIS dianjurkan untuk dilakukan 3 tahun sekali, atau ketika kita SADARI, dan ada hal yang mencurigakan. - Pemeriksaan dengan USG Payudara
Untuk perempuan di bawah usia 35 tahun, yang masih menyusui, dan yang sedang hamil, USG payudara merupakan opsi yang aman. USG dapat melihat benjolan berbagai ukuran, dan bisa membedakan antara kista ataupun benjolan padat. - MAMMOGRAFI
Bila kita sudah berusia di atas 35 tahun, maka sebisa mungkin periksa di RS, dokter, atau klinik meski tidak ada gejala apapun. Nah, mammografi ini adalah prosedur untuk perempuan yang memiliki resiko tinggi. Tumor-tumor tak teraba bisa terlihat mamografi ini. Selain ini, bisa juga dicek dengan MRI bila pasien memakai silikon, atau sudah memiliki tumor tingkat lanjut.
Apabila (amit-amit) sudah terkena kanker, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti:
- BCS (breast conservation surgery) – ini harus kontrol secara rutin, ataupun dilakukan radiasi.
- Mastektomi. Mengambil seluruh jaringan payudara, seperti yang dilakukan Angelina Jolie.
Di OMNI Hospitals, dapat dilakukan yang namanya BRCA Screening, Liquid Biopsy, dan ada juga Hereditary Cancer Screening. Caranya mudah, non invasif, dan tidak menakutkan. Hanya swap jaringan dari mulut, dan akan diobservasi dari situ. Ini sangat memudahkan para perempuan.
Di kesempatan ini pula saya memberanikan diri untuk periksa payudara dengan metode USG. Seperti USG kehamilan, bedanya dilakukan di payudara. Prosedurnya, saya diminta berbaring di tempat tidur. Suster memberikan gel di payudara sebelah kanan, dan saya harus mengangkat tangan kanan ke atas. Dari situ dokter melihat apakah ada benjolan-benjolan mencurigakan.
Hal yang sama juga dilakukan untuk payudara sebelah kiri. Hasilnya bagaimana? Overall baik, tapi ada titik-titik keciiiiil yang menurut dr. Denni itu adalah kistik yang tidak berbahaya. Ketika dicek, ukurannya adalah 0,1 mm yang bisa jadi juga itu adalah cairan tidak berbahaya. Dapat hilang timbul tergantung pola makan dan hidup kita.
Huaaaaaaaa, dari situ saya sedikiiit panik. Tapi karena dokternya menenangkan dan chill banget, saya juga jadi tenang. Bismillah saya mau usaha jadi pribadi yang lebih sehat lagi. Olahraga, pilah pilih makanan sehat, makan sayur dan buah, serta gak mau stress-stress banget. Dengan begitu, semoga saat diperiksa selanjutnya, semua kistik sudah hilang. Mohon aminnya ya pemirsaaaa.
Acara Breast Cancer Awareness ditutup dengan buka puasa dan makan malam bersama. Seneng banget bisa ngobrol dan tanya-tanya banyak ke dr. Denni, next saya mau coba General Check Up juga di sini biar sekalian paham sama kebutuhan badan kita yang setiaaaaap hari tanpa lelah bekerja mensupport hidup kita.
Semoga kita semua diberi sehat, dan jangan take it for granted kesehatan yang diberikan Tuhan. Dipakai, dirawat, disayang, dan seperti kendaraan, harus kita check up dan servis secara berkala. Sehat sehat ya semuanyaaa! :)
PS: Apabila ada pertanyaan mengenai kanker payudara, kamu bisa klik . Dapatkan juga penawaran khusus untuk USG payudara di OMNI Hospitals Alam Sutera dengan klik di atas.
***
Trivia:
- Kanker payudara dapat terjadi pada laki-laki, tapi tidak sebanyak wanita. Persentasenya sekitar 10%, dan dari sini, hanya 1% yang ganas atau harus ditangani dengan intensif.
- Puncaknya kanker payudara yang ditemukan di Indonesia adalah para perempuan usia 45-47 tahun. Sedangkan di luar negeri adalah 60 tahun. Ini disebabkan faktor genetik cancer indonesia yang lebih agresif.
- Jika kita menemukan benjolan pada payudara dan rasanya tidak sakit, itu ternyata lebih bahaya dibandingkan yang sakit.
- Perempuan yang haid terlalu cepat dan yang menopause lebih lama, resiko terkena cancer lebih besar
- Ibu hamil dan menyusui juga bisa kena cancer. Kanker ketika masa gestasi (hamil dan menyusui) lebih agresif karena dalam tubuh perempuan di fase ini banyak terdapat Growth hormon. Jadi jika memang ada hal yang mencurigakan, lebih baik diperiksakan
Baca juga: Negara Mana yang Paling Terjangkau untuk Wisata Kesehatan di Asia?
2 thoughts on “Hal-hal Yang Harus Kamu Ketahui Tentang Kanker Payudara: Dari Pencegahan, Gejala, Hingga Pengobatan”
Kak, ada semacam kronologi gak sih? Misal: kista – tumor – kanker. Atau, ya jebret aja tiba2 langsung kanker stadium 1 gt.
Iyes betul, emang itu kronologisnya kak. Semoga kita sehat semua yaaah