Social Media penuh dengan komentar “nyelekit”. Kira-kira kenapa orang melakukan hal itu? Harusnya bagaimana? Saya ulas dalam adab bersocial media berikut.
Thoughts
Apa mesin waktu yang sangat sederhana namun dapat melontarkan kita ke masa lalu dan juga masa depan. SEBUAH NAMA. Lalu apa arti sebuah nama untuk kamu?
Ketika punya anak pertama, ujian seorang Ibu adalah belajar jadi Ibu. Tapi ketika ada anak ke-2, ujian baru ada lagi. Namanya: Sibling Rivalry.
Apa buku yang mengubah hidup kamu ke arah yang lebih baik? Saya temukan jawabannya di buku ini: Goodbye Things, karya Fumio Sasaki. Baca reviewnya yuk!
“Berapa buku yang sudah kamu baca di tahun 2018?” Saya membaca sekitar 15 buku, yang mana lebih dari setengahnya saya kebut di bulan Desember ini karena diburu rasa “bersalah”. Di era social media dan fast information sekarang, otak kita terbiasa dengan bacaan yang “sedikit”. Budaya baca hilang? Nggak. Tetep baca. Tapi bacanya status twitter, baca…
Aku rindu dengan kota yang berlangit biru. Dimana anakku dapat berlari dan berseru tanpa ragu. Di sini keraguanku. Sebagai ibu. Sebagai guru. Untuk anakku.
5 September: Terima kasih untuk diri ini yang telah berani hidup puluhan tahun, dan merangkul dunia dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Haeeee gaiiiiss! Ya Allah, I have been sooo much busy busy bee these past 2 months, especially after Lebaran holiday. Sedikit catch up aja ya, biar blog ini gak tampak hiatus dan sepi serta banyak jaring laba-laba. :’)