Sisi Sentimental yang Dijual Oleh Toy Story 3

Toy Story 3 sudah dibahas oleh beberapa teman di sana dan di sini. Namun saya yang emang hatinya sudah jatuh dan mencinta oleh Toy Story sepertinya harus memberi sedikit sentuhan pena dalam film ini. Review dari saya bukan dari sudut pandang filmnya, melainkan dari sudut pandang perasaan si penonton. Kalau kita lihat, review orang-orang yang sudah menonton film ini kebanyakan bernada positif. Kenapa demikian? Ya kalau diliat dari kualitas film, apalagi sih yang kurang dari film-filmnya Pixar? Tapi satu yang bikin film ini sukses adalah: sisi sentimentil yang dijual dalam film, apalagi bagi mereka yang tumbuh besar ditemani film ini.

Toy Story 3

Saya ingat ketika Toy Story 1 tayang waktu SD. Ssebuah produk makanan fast food mengeluarkan pasukan mainan tersebut untuk Happy Mealnya. Saya iri sekali ketika teman sepermainan dibelikan paket itu bersama Bo, si gadis gembala sebagai hadiahnya. Apa daya, orang tua saya bukan tipe orangtua yang dengan mudah membelikan makanan cepat saji bagi anak-anaknya, apalagi dengan alasan mau dapat hadiah. Untuk Toy Story 2, lagu “When Somebody Loved Me” dari Sarah Mchlachlan yang merupakan original soundtracknya menjadi favorit ketika saya dan teman-teman SMA ngumpul ngerjain PR sepulang sekolah. See? Ada satu perasaan sentimentil yang dijual di sini. Perasaan tumbuh bersama. Sama seperti ketika kamu sedih film seri F.R.I.E.N.D.S berakhir di season ke-10. Sama ketika kamu mengingat film seri Cosby Show, Mcgyver, The Simpsons, dll.

Bukannya sok kritikus film, tapi sejauh pengetahuan saya yang kurang jauh, masih sangat jarang kalau tidak mau dikatakan belum ada film Indonesia yang bisa menyentil sisi sentimentil tersebut jika membuat film. Faktor laris atau tidaknya sebuah film bukan saja dilihat dari canggihnya pembuatan film, atau jeniusnya naskah film tersebut. Terkadang, ego dan nostalgi penonton harus sedikit dielus sehingga membuat mereka setia dan akan membela film tersebut, meskipun dari sisi-sisi teknis film, si film tidak canggih-canggih amat. Sampai sini, saya belum bisa menemukan film layar lebar yang membuat rasa sentimentil itu muncul. Film apa ya yang membuat kita kangen akan masa kecil, karena kita besar dengan film itu..? Ada yang bisa share di sini..? ;)

Biar puas, sila liat video dari Toy Story 1, 2 dan 3!

Toy Story 1
[youtube]

[/youtube]

Toy Story 2
[youtube][/youtube]

Toy Story 3
[youtube]

[/youtube]

14 thoughts on “Sisi Sentimental yang Dijual Oleh Toy Story 3”

    1. @kimi: nonton dong darliiing!! Ayo2 sebelum abis.. Kecuali kalo kamu tinggalnya di.. Gunung jayawijaya..? Uhuk.

  1. hanya bisa menangis…di jayapura gada bioskop!!!

    film apa ya…apa ya… (bengong depan laptop gara2 mo share film yg sentimentil jg)
    au ah…gak ktemu!

  2. terlepas dari “belum ada film Indonesia yang bisa menyentil sisi sentimentil tersebut jika membuat film.” noe letto dan lola amaria berhutang 3 lembar tissue pada saya karena menangis 3 kali oleh “minggu pagi di victoria park”, tertohok dan dibuat sadar dengan taglinenya bahwa PERSAUDARAAN BUKANLAH TENTANG PERSAINGAN, kebetulan saat itu sedang konflik batin dengan adik karena persaingan di bidang akademik(lagi2 masalah gengsi dan kebanggaan orang tua)

    setiap orang memang punya sisi sentimen sendiri, apalagi jika menemukan benda yg menyimpan kenangan tersendiri, contohnya pada : http://pegawainegerisexy.blogspot.com/2008/08/time-machine.html (^__^)V

  3. @perez ah kamyuuu.. kesian di sana gak ad.. sini tante pelukk… *gelinjang*
    @Nyomen: Yang aku omongin di sini adalah sisi sentimentil yang mengingatkan akan film masa kecil.. Film yang tumbuh bersama.. Bukan hanya film yang “sedih” dan “sentimental”.. Gitu lho.. ;)
    @achie: Iyaaaahhh, mengharukan banget yaaa!!

  4. @sealkazz: Hi. Salam kenal, maaf sebelumnya. Aku biasanya aku naro link temen2 yang udah kenal atau orang yang aku suka baca blognya. Mungkin aku belum taro sekarang, tapi kalo aku suka blog kamu, biasanya sih aku taro. Makasih ya.. :)

  5. aduh pas baca ttg lagu ‘when somebody loved me’ aku langsung merinding..aku sukses nangis pas bagian itu :((
    iya, tiw..sama dengan Up. Pixar selalu bisa menyentuh sisi sentimentil penonton. bukan sekadar pamer kecanggihan dan kehalusan teknologi, tapi CERITA CERITA CERITA.
    sungguh puas dengan Pixar. pengen nonton Toy Story 3 lagi :)

    1. @niks: Kamu nangisnya denger lagu itu di Toy Story 2? Haha.. Iya sih emang haru bangeettt.. Bener niks. Ceritanya pixar tuh DALEM. Dan didukung dengan kecanggihan teknologi yang mereka punya. Aku juga ingin tonton lagii!! :D

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top