Solo adalah kota yang sering disandingkan dan dibandingkan dengan Yogyakarta. Namun sudah setua ini, saya akhirnya menjejakkan kaki juga di Solo. Padahal ke Jogja sudah lebih dari 5 kali seumur hidup. Wah seru dong Solo trip sendiri! Eits, meskipun ini judulnya Solo Traveling, itu maksudnya bukan sendiri melainkan bertiga dengan suami dan anak. Makanya hashtag ketika kami ngetrip adalah #SoloTravelingTrio. *halah* *biar kekinian
Baca juga: Trend Bermain Hashtag di Social Media
Sebetulnya trip Solo ini sudah lama kami laksanakan, yaitu akhir tahun 2016, dimana Sherpa sedang sakit dan saya belum masuk ke kerjaan baru di theAsianparent. Pertamanya sudah mau batalin saja karena banyak kekhawatiran, tapi kata dokter:
“Nggak terlalu masalah sih. Ada sedikit masalah di pencernaannya aja, jadi nanti kalo jalan-jalan nggak usah capek-capek ya“.
Dokter sudah memberikan ijin, sehingga lebih lega dan berangkatlah kami menuju Solo dengan pesawat Citilink di pagi hari dari bandara Halim. Oh ya, jalan-jalan kali ini kami membawa gendongan Ergo pinjaman dari tante Ema. Terima kasih ya tante, gendongannya bantu banget bikin Sherpa anteng dan PaMoy gak encok gendong!
Baca juga: Demam Pantun Maskapai Citilink

Di trip luar kota Sherpa yang ke-empat ini, objek wisata yang kami datangi tidak terlalu banyak. Selain memang menghindari anak kecapekan, juga karena kami hanya memiliki uang sedikit waktu 3 hari 2 malam saja untuk mengeksplor kota yang pernah dikepalai oleh Pak Jokowi tersebut.
Lalu, objek wisata mana saja yang kami kunjungi saat jali-jali di Solo?
- Serabi Notosuman (yang akan dibahas di postingan kali ini)
- Museum Batik Danar Hadi
- Menginap dan pijat di Rumah Batu Villa
- Bale Branti – Tawangmangu
- Wisata kuliner (RS Kusuma Sari, Sate Mbok Galak, Soto Ayam Gading, Markobar)
Seperti biasa, suami saya yang jagoan neon membuat itinerary lengkap jalan-jalan, sudah memikirkan matang-matang next step setelah turun pesawat. Yaitu apa anak-anak? Sewa mobil. Kami menyewa mobil Avanza dengan biaya Rp 750.000 lepas kunci tanpa bensin, untuk 3 hari. Jadi sopirnya dateng ke bandara untuk ngasih, nanti pas pulang dia akan ke bandara lagi untuk mengambil si mobil.
Mumpung masih pagi, perjalanan kami mulai dengan sarapan di Serabi Notosuman yang berada di Jalan Mohammad Yamin. Di jalan ini, ada beberapa kios yang juga menjual serabi. Pilihan kami adalah Serabi Notosuman Ny. Lidia yang parkirnya mudah dan tokonya cukup besar. Karena saya bukan anak serabi, saya serahkan semuanya pada Mahe. Dia membeli 10 buah, dengan komposisi 5 putih dan 5 cokelat.
Pagi itu, makan kue berbentuk bulat dan dibungkus dengan daun pisang tersebut dengan lahap. Saya sendiri santai karena nyuapin Sherpa sarapannya dulu. Sayangnya di sini tidak ada jualan minuman sehingga kami membeli 2 gelas teh hangat di warung kopi sebelah toko. Saatnya saya makan, saya memilih yang rasa cokelat.
Suapan pertama.. A a a apa ini.. Rasanya hangat, dan meleleh di mulutku! Apakah ini yang namanya cinta pertama? Pada serabi? SERABI NOTOSUMAN YANG TERKENAL ITU? Enakkkkkk! Enak sekaliiii rasanyaaa! *naik naga* *bunga-bunga bermekaran* Ahhhh, maafkan aku serabi. Selama ini aku sudah under estimate kamu. Ternyata serabi itu enaaaak bangaaad! Aaaaaak!
Serabi dapat dibungus ataupun dimakan di tempat seperti yang kami lakukan. Jika makan di tempat, maa serabi akan disajikan di atas tampah. Kami kongkow sekitar 1 jam, dan dari pukul 9 hingga 10 pagi itu, tamu tidak henti-hentinya berdatangan. Luar binasa. Di hari terakhir kami di Solo, kami menyempatkan diri untuk ekmbali lagi ke Serabi Notosuman demi oleh-oleh untuk keluarga dan beberapa teman.
Berapa harga Serabi Notosuman?
- 10 potong putih: Rp 23.000
- 5 potong putih, 5 potong cokelat: Rp 24.000
- 10 potong cokelat: Rp 25.000
Terjangkau kaaan harganyaa? Serabi yang sudah dingin akan kuat di luar kulkas hingga 24 jam, tapi kalau sampai menginap lebih baik dimasukkan kulkas. Tak hanya menjual Serabi, toko ini juga menjual aneka jajanan kering tuk oleh-oleh. Jadi jangan sampai nggak mampir dan mencicipi kalau bertandang ke Solo ya. Happy traveling and eating! :)

Agak di seberang Serabi Notosuman Ny. Linda ini ada juga toko serabi dan nanya sama pegawainya, bedanya di media masak. Ada yg pake kompor ada yang pake arang tp saya lupa yang mana pake yang mana.
Tapi kalo dari kasat mata pembeli yang datang, pembeli di Ny. Linda jelas jauh jauh jauh lebih banyak.
Tp karena harga serabi juga gak mahal2 bgt, gak ada salahnya beli dua duanya. Trus di Ny. Linda juga ada oleh2 tp kok kayanya Solo memang bukan daerah yang punya banyak pilihan oleh2 khas.
Iya, di Ny, Lidia ini lebih banyak pembelinya, mungkin juga karena faktor parkir lebih enak kali ya.
Solo.. oleh-oleh solo.. *mikir* ada gak sih selain makanan? :’)) Ada yang bisa bantu mungkin?
wah artikelnya bikin kangen Solo lagi, secara bru sekali ke Solo jdinya pasti jauh dari kata puas hehe…apalagi pas masuk salah satu outletnya Batik Danar Hadi, hemmm merem melek nih mata liat banderolnya wkwkwk
Hahaha Danar Hadi tapi worth it bangettt untuk dikunjungi museumnya. :D
hahaha.. perkenalan pertama dengan serabi notosuman memang gak bisa dilupakan rasanya di lidah.. enaknya banget banget!
Iya kaaak wuenak bangettt aku sampek terharu :’))
kayak serabibandung
Kurleb gitu sih kaaaak
aku blm keturutan nih ke solo, kemarin udah planning mendadak kesana tp batal juga.
Kuliner solo tiada tara, pengen dicobain semua
Udah enak2, muraaaah pulaaa! Wajib kunjung kaaak!