“Keren tiw, kayak setting film peri-peri!” ucap teman saya Gerandis di komentar foto Instagram. Sejenak saya tengok lagi foto-foto perjalanan saya minggu lalu di Air Terjun Kali, Manado. Ya, air terjun ini bukanlah tipe air terjun yang super megah, besar, dan menguarkan image wibawa. Ibarat sebuah dongeng fairytale, air terjun Kali adalah tempat dimana kamu bisa menemukan peri-peri manis sedang bercengkrama sambil tertawa-tawa. Apa yang membuatnya cantik? Saya menemukan jawabannya. JEMBATAN. Ya, jembatan penghubung yang dililit oleh tanaman rambat hingga kayunya berwarna kehijauan itu yang membuat atmosfer air terjun Kali menjadi terlihat sangat elok.
Bagaimana ceritanya saya bisa ke sini? Traveling 3 hari di Manado kemarin memang saya niatkan untuk tidak terlalu ambisius. Maunya santai-santai, sambil leyeh-leyeh di pantai, sambil makan satai. Namun sesaat setelah sowan ke Makam Tuanku Imam Bondjol, Regy tiba-tiba berkata “Eh di sekitar sini ada air terjun lho. Bagus.” Saya menjawab “Boleh aja sih ke sana.. Bebas“, dan Regy pun mengarahkan mobilnya menuju tempat tersebut, Air Terjun Kali Tapahan Telu. Jalan untuk sampai ke Gapura masuk tidak terlalu sulit, masih bisa dilalui mobil. Ternyata pintu masuk menuju Kali terletak di dataran tinggi sehingga kami bisa melihat desa dari atas. Ditemani dengan suara speaker yang berdentum-dentum basian tahun baru di sana, kami pun jalan menuju sang air terjun. Ya, perjalanan di hari pertama kami ternyata berputar haluan menjadi cukup ambisius.
Sebelum masuk, kami diwanti-wanti oleh Ibu pemilik halaman yang kami titipi mobil kalau jarak menuju air terjun ialah 2,5 – 3 km. Kalau dirasa-rasa sih kira-kira memang segitu ditilik dari waktu tempuh yang 30 menit dari luar ke air terjun. Tapi.. Tangga-tangga di sini tinggi-tinggi! Sehingga untuk naik dan turun rada PR. Belum lagi bebatuan yang jadi tangga itu kayak judul albumnya Bon Jovi: Slippery When Wet alias licin, Cyin! Udah gitu ada bonus gigitan serangga yang menyerang. Namun hal-hal tersebut jangan bikin kamu ngedrop, layangkan pandangan dan temukan pohon-pohon yang adem menaungi, suara burung yang berkicau, dan hawa yang sejuk.
Daaan, keribetan yang saya sebutin tadi semua terbayar lunas ketika kami sampai ke air terjun vertikal setinggi 60 meter itu. Cantik. Megah. Tapi gak berlebihan. Duh gemana ya deskripsiinnya, hahahaha.. Yang jelas tempat ini emang kece buat foto-foto! Regy pun mengamini hal tersebut ketika ia bilang banyak orang yang membuat foto pre wedding di sini. Sayangnya kami tidak berani jalan sampai ke bawah air terjun layaknya para petapa karena outfit kami sangat-sangat gak siap untuk basah-basahan. Total-total 1 jam 30 menit waktu yang kami habiskan untuk bolak balik dan foto-foto. Akhirul kata, Air Terjun Kali Tahapan Telu ini: Recommended! Happy Traveling!
Notes:
- Air terjun Kali dapat kamu sambangi di Kecamatan Pineleng sekitar 10 – 12 km dari arah kota
- Signage atau tanda-tanda menuju air terjun sangat kurang sehingga tidak usah malu untuk bertanya kepada penduduk sekitar
- Tidak ada HTM ketika saya ke sini
- Mobil dapat diparkir di halaman rumah penduduk, pas pulang kasih saja Rp 10.000
- Usapkan lotion anti serangga atau minyak sereh sebelum melakukan treking. Nyamuknya hardcore.
- Kalau ke sini, sekalian kunjungi juga makam Tuanku Imam Bondjol di desa Lotta
16 thoughts on “Eloknya Air Terjun Kali di Pineleng Manado”
Pertamax!
Uhuy air terjun kali akhirnya masuk blog tenar jugak! \(^.^)/
Ditunggu tulisan trip non ambisius edisi manado selanjutnya kaaak
Uhuuyyy pastinya kakaaaak! Ditunggu aja muka kamu memenuhi blog ini x))
Wah, kalau ke air terjun Kali Tahapan Telu ini mah jalan 3 jam ya sanggup :P wong air terjunnya ketje gini :D
Ah kamu memang berfisik dan berdengkul oke kaak sehingga yg brguni2 gak masyalaah x)
Saya suka kalau ke air terjun itu harus trekking dulu sekian menit/jam. Terasa alaminya. Saya sepertinya setuju kalau jembatan itu mempermanis lingkungan air terjun, itu bukan “jembatan cinta” ya mbak? :D
Dasar traveler.. dikit2 dinamain jembatan cinta.. hihi x)
Sepanjang trekking, gak papasan sama orang/grup lain. Kalo cuma jalan berdua, kecuali mentalnya petualang bgt sih kudu pertimbangkan lg. Meskipun begitu sampe air terjun, akan ketemu 3-4 grup (biasanya keluarga) yg lagi main2 di sana. Selain mental, fisik juga suatu keharusan.
Aku baru kepikiran lho. Iya juga ya kalo cuma berdua rada nakutin sepanjang jalan gak ketemu org sama sekali. Tapi yg emang makan umur itu pas mau kepleset mulu. Mini heart attack!
saya suka pohonnya yang masihh lebat mbak
Betuul! Masih adeeem banget. Ke sananya sih pasti capek keringetan tapi seger. :)
Setelah diskusi dua tahun dengan teman, emang bener yang bikin keren jembatannya. :D/
Hahaha ngakak baca komenan jembatan cinta.
Wahahaha, diskusi ngomongin jembatan aja 2 th kak. Gemana kalo ngomongin negara? x)
waaah kalo viewnya kaya gitu sii mau trekking brpa jam juga dijabanin. apalagi kalo ksnanya sma pacar *siapa tau dia mau ikut*, bisa sekalian prewedding di jembatan cintanya tuhh..*ngikutin koment diatas namain jembatan cinta* hihihi
Nyahahahhaa.. Ini apaan sih pada namain jembatan cinta seenak jidat :))
Kreren bigitz air terzjunx
Siaran langsung di rtv host lotta