Tanggal 29-31 Maret 2012 lalu adalah sebuah tanggal bersejarah bagi Inmark Digital, sebuah Social Media Consultant yang berada di Jl. Ahmad Dahlan No.39 sekaligus tempat dimana saya bekerja dengan belasan orang-orang hebat. Kenapa bersejarah? Karena pada tanggal tersebut, kami mengadakan outing! Sebenarnya tidak bisa dibilang outing juga sih, karena kami pure jalan-jalan, makan-makan, belanja-belanja, dan melacur in a super duper fun way!
Di hari pertama, kami terbang dengan Citilink (yang surprisingly cukup on time) menuju Bandara Ngurah Rai, Bali. You heard it right, outing-slash-ngetrip ini dilakukan di BALI, pulau paling hits di Indonesia untuk berwisata. Sampai di Bali pukul 19:00 WITA, kami langsung meluncur untuk mengisi perut di Warung Made Seminyak. Meskipun IMHO tempat ini sudah overrated, makanannya masih enak dan cuco.
Selepas makan malam, kami pun beranjak pergi menuju hotel Centra Taum Seminyak yang penampakannya okeh berat! Namun pembagian kamar yang memisahkan jarak di antara kami sedikit membuat ribet, namun kita-kita sih orangnya chill ya, jadi kalo kata Maharrani, “You chill I chill We chill“. Hahaha.. :D Malamnya, dengan modus minum-minum kopi, kami haha hihi di Soho sampe bego, dan langsung tidur kayak garpu sampe pagi.
***
Hari ke-dua dimulai dengan berbagai aktivitas dari masing-masing orang. Ada yang sepedahan sampai melihat Pantai Petingenget kayak mbak Ve, mbak Feby dan mbak Eki, ada yang berenang di kolam renang hotel kayak Adi, mbak Dewi, mbak Eny, sampai ada yang baru bangun langsung sarapan ngocol seperti saya dan Dhita. Setelah sarapan dan siap-siap, kami berfoto bersama di tepi kolam dengan kostum orens abu-abu, sesuai warna Inmark. Foto-fotonya seru dan sangat berwarna, seperti hidup kita semua! Eaaa! x)
Sejurus kemudian, dua mobil sewaan kami mengantar ke Tanjung Benoa yang tenar dengan water sport-nya. Perasaan excited membuncah di dalam dada ketika saya mengetahui bahwa kami akan ke Pulau Penyu dan bisa mencoba 2 aktivitas di sana. Sesampainya di Tanjung Benoa yang cukup ramai, kami langsung loncat ke dalam kapal yang punya kaca untuk melihat dasar laur di bawah kapalnya untuk beranjangsana di Pulau Penyu. Biaya masuk Pulau sebesar Rp 5.000 dan 1 $US bagi wisatawan asing. Katanya sih biaya tersebut untuk memelihara hewan-hewan yang ada di sana. Tapi kami agak kecewa ketika melihat tempatnya kotor, penyunya selalu diangkat-angkat oleh turis, landaknya terlihat sakit, dan bulu burung elang bondol lembab. Kasihaaan.. :( Karena itu pula kami tidak terlalu berlama-lama di sana dan langsung kembali ke tempat semula untuk memulai aktivitas water sport tertentu.
Inmark Angels (alias wece-wece) kayaknya pada gak mau basah, sehingga mereka memilih untuk naik Ski Tube, sedangkan saya dan para lelaki memilih Banana Boat. Durasi permainan tidak terlalu lama, sekitar 15 menit saja dan dijatuhkan sebanyak 2 kali. Nah pas jatoh itu tuh badan saya ketendang sama kaki-kaki para cowok itu. Huaah.. Rasanya seperti kungfu di dalam air, kakaaak!
Klaar itu semua kami melangkah sedikit ke bagian pantai yang lain untuk mencoba Parasailing. Itu lho, yang semacam terjun payung namun ditarik ke atas dengan kapal. Durasinya juga tidak terlalu lama, hanya sekitar 10 menit. Namun sensasinyaaaa.. Ratusan meter di atas permukaan laut, tangan gemetar, darah berdesir ke kaki, dan kita bisa melihat Bali dengan segala keindahannya dari atas! Sekadar share, kalo memang masih ada umur, rejeki, dan nyali, kamu wajib mencoba parasailing!
Selesai sudah water sport di Tanjung Benoa, dan tidak adil rasanya pada perut yang sudah berteriak minta diisi jika kita tidak langsung menyambangi tempat makan siang. Maka Waroeng Kampoeng di JL Bypass, Ngurah Rai 123, Jimbaran, menjadi pilihan makan kami siang itu. Harganya murah, rasanya enak, namun porsinya kecil. Tips: Langsung pesan yang banyak, kalo nggak nanti lama lagi mesen menu yang selanjutnya. Selain itu, wajib juga mencoba udang telor asin yang rasanya ajib. Perut kenyang, hati senang, lalu ke mana lagi kita akan melanglang?
Jangan sedih, Ayana Rock Bar di Jl. Karang Mas Sejahtera sudah menanti kita! Tempat apa Rock Bar ini? Semacam tempat minum-minum lucu, namun letaknya di tebing samping pantai dan view langsung menuju sunset menjadi kelebihannya. To be honest, minuman yang mereka sajikan biasa saja dan cukup pricey (e,g: Coca Cola Rp 55.000 exc tax). Namun mereka sangat menjual suasana dan pelayanannya juga ramah. Dan tentulah tempat ini menjadi surga bagi kamu-kamu yang ingin berduaan dengan pasangan, ataupun kamu yang banci foto. Karena semua angle di Rock Bar sepertinya bagus untuk diabadikan. But bear in mind bahwa mereka tidak beroperasi jika hari hujan.
Seakan tidak afdol jika ke Bali tidak makan di Jimbaran, maka makan malam tim Inmark dihelat di sana, tepatnya di Roman Restaurant. Rasanya masih lumayan, seperti yang saya rasakan ketika pertama kali makan di Jimbaran sekitar tahun 2006. Cuma aja mbak-mbaknya rasa lemot, banyak anjing berkeliaran, dan pengamen di sana terlalu mahal. Jadi jangan coba-coba request lagu ke pengamen itu kalo kamu merasa Rp 20.000 untuk 1 lagu itu terlalu mahal. Lalu kami pun menerobos malam untuk menuju hotel lagi. Yang tidak disangka, Bali lumayan macet ya, jadi udah gak bisa tuh terlalu santai jika mau pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan waktu terbatas.
Are we call it a day after the dinner and having a proper shower? Nay. Beberapa orang seperti mbak Ve, mbak Ika, mbak Feby dan Mbak Eny ngemil-ngemil di samping kolam renang hotel, sedangkan saya, Ibnu, Mbak Dewi, Dhita dan Adi lanjut ke tempat yang bernama Potato Head yang jaraknya tidak terlalu jauh dari hotel kami. Two thumbs up untuk tempat ini. Pelayanannya oke, rasa cemilan dan minumannya lebih enak dari Rock Bar, dan viewnya pun oke. Sangat direkomendasikan jika mau leyeh-leyeh kece ditemani lagu-lagu yang bersahabat di kuping. Sempat bertemu kakak saya juga yang bekerja di Bali, ia menyarankan agar kami mencoba bubur Laota di Tuban. Eits, tentulah hal tersebut menjadi pertimbangan kami untuk direalisasikan esok harinya.
***
Hari terakhir di Bali, saya mencoba berenang di kolam renang hotel yang airnya tidak terlalu dingin, dan sarapan dengan brutal. Pilihan breakfast di Centra Taum tidak terlalu banyak, dan nanti kamu disuruh milih antara nasi goreng atau omelet. Tips: Untuk side dish, pesen semuanya ajah! *ogah rugi* Setelah mbak Eki bayar-bayar, kami meluncur menuju Legian untuk jalan-jalan. Wacana ke Ubud terpaksa didrop karena waktunya tidak memungkinkan. Selepas jalan-jalan-jalan-jalan-jalan, kami semua berkumpul di Batan Waru untuk makan siang. Rasa makanan dan minumannya biasa saja, namun pelayanannya ramah dan tidak keberatan jika kami membawa makanan dan minuman dari luar.
Agenda siang setelah makan siang: Ada yang ke Pasar Seni (semacam Pasar Sukowati dengan jarak yang lebih dekat), pijat, dan ada pula yang stay di Batan Waru untuk leyeh-leyeh. Bahkan Adi masih buka-buka laptop untuk urus proposal kerjaan. Haha.. Sekitar pukul 15:30 WITA, kami beranjak menuju tempat oleh-oleh bernama Krisna. Jika kamu kurang jago nawar dan mau beli oleh-oleh dengan harga yang wajar, tempat oleh-oleh seperti inilah yang direkomendasikan untuk dikunjungi. Tempat ini juga menerima pembayaran dengan debit (minimal pembelanjaan Rp 200.000), dan ada pula servis untuk packing barang-barang tersebut sehingga lebih mudah dibawa.
Tempat terakhir yang kami sambangi di Bali adalah Restoran Laota yang memiliki menu spesial bubur. Tips: Ukuran bubur di sini jumbo (apalagi yang bubur kepiting), jadi jika memang tidak lapar2 banget, pesan saja 1 bubur untuk berdua. Menu bebek, ronde jahe, dan teh cina juga pilihan yang tepat untuk menemani menu utama.
Dengan sedikit berlari-lari cantik, kami pun sampai di Bandara tepat saat pesawat boarding (terima kasih mbak Feby & dewi yang sudah mewakili kami semua untuk check in!). Sempet rusuh ketika kami semua sudah di pesawat, namun mbak Eny belum naik. Hahaha.. Dan Alhamdulillah pesawat Citilink kami mendarat dengan selamat di Jakarta pada pukul 20.20 WIB bersamaan dengan Earth Hour. Sempat foto-foto terakhir di bandara yang dihiasi suara pelan Narno sang OB kami yang berterima kasih karena sudah diajak ke Bali. Tidak hanya Narno, saya dan kami semua pun berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya outing asoy #inmarKeBali kali ini. Terdengar terlalu orde baru ya? Intinya, thanks for all team! Ayo kerja lebih bagus lagi supaya outing selanjutnya bisa melacur ke tempat yang lebih oye! Rock on! :)
PS: Video adalah editan dari Mamang Adi yang ciamik! ;)
12 thoughts on “Inmark Digital Goes To Bali!”
Seru ya acaranya, dan itu bubur bener2 menggoda banget! Gyuh, besok ke bali harus cobain ah tuh bubur. Makasih oleh2nya.. :*
Bulan mei ayo ke baliii! x))
wowowwowo jadi si titiw ini konsultan sosial media thoooo…
Ya.. namanya juga di ibukota mas.. kita harus pinter2 nyari slaah..
bali cyiiiinnnn!! aku blon pernah ke bali, katanya disono apa2 mahal ya? tapi klo dibayarin kantor asoy banget dehhh ;)
Tergantung jajan di mana juga sih Ceu.. Beli2 baju barong gak mahal2 banget sih kalo tau tempatnya.. Misalnya di pasar snei (asal jago nawar), atau di Krisna (pusat belanja oleh2). Moga2 kapan2 kamuh bisa berangkat ke Bali yaa.. :)
Seru sekali acara senang-senangnya Tiw.
Jadi ingat sudah bertahun2 diriku gak ke Bali…. :)
Bali tambah macet mbak.. Nanti aja ke Balinya kalo Vay udah gedean biar dia lebih ngerasa serunya traveling ke Bali.. :)
bali emang udah terlalu macet, tapi begitulah adanya, semacet macetnya bali masih tetep cantik, semoga gak bosen buat balik ke bali :D
Hooh.. Semoga pemda setempatnya Bali cari cara supaya gak segitu macetnya lagi.. Thanks for dropping by.. :)
wow, kak titiw di Inmark rupanya :D
Begitulah adanya kak sidol..