JAGUNG PULUT. Si jagung ketan mungil andalan Sulawesi Selatan. Buat saya, tak ada kata kenyang untuk Jagung Pulut. Jika dianalogikan dengan beras, jagung yang satu ini adalah jenis beras ketan. Lengket, pulen, dan gurih. Mengapa bisa lengket? Karena mengandung anilopektin tinggi.
Jagung yang ditemukan di Cina di tahun 1900 ini cukup menjadi penyelamat ketika perang dunia ke-dua karena dapat dimanfaatkan sebagai tanaman subtitusi alias tanaman pengganti. Yang biasanya makan nasi atau sagu, bisa makan jagung. Bisa juga jadi campuran bahan baku kertas, tekstil, lem, juga menambahkan tekstur creamy pada makanan kaleng.
Kerennya lagi, jagung ketan dapat dicerna lebih mudah dibanding jagung tipe lain. Sehingga, penderita diabetes bisa lebih aman mengonsumsi jagung pulut ketimbang sumber karbo lainnya karena jagung ini memiliki kadar indeks glikemik gula yang rendah.
Setiap pulang kampung, jagung pulut merupakan penganan yang saya tunggu-tunggu kehadirannya untuk sarapan atau makan sore. Tak terkira rasa bahagia ini ketika orang rumah menyajikan jagung pulut hangat dengan asap menguar dan mengepul, ditambah teh panas racikan spesial Mama saya.
Namun di kunjungan yang terakhir saat Lebaran lalu, saya tidak tahan untuk menunggu. Katanya “dicari dulu di warung kalau ada yang jual jagung itu”. Padahal, air liur sudah di ujung mulut mengingat nikmatnya jagung pulut! Akhirnya, saya dan beberapa orang saudara meluncur ke arah kota Cabbenge, dari rumah Kakek saya di Takalala, SulSel.
Di Cabbenge, kamu akan menemukan beberapa warung-warung kecil yang menjual jagung dan es kelapa. Pilih yang mudah untuk parkir dan tampaknya tidak sepi. Sebagai pemula, pesan saja 2 porsi dulu. Satu porsi terdiri dari sebaskom jagung yang berjumlah 8 buah.
What? Delapan? Tenang saja, tampilan jagung pulut ini mungil, sehingga sekali lep juga habis. Meski mungil, rasanya.. BERSAHAJA. Disantap dengan seulas cabai yang digerus bersama garam dan jeruk nipis, saya sampai menghabiskan 8 jagung sendirian alias sebaskom!
Sudah kenyang? Tutuplah acara menyantap jagung dengan es kelapa gula merah yang segar. Dijamin perut kamu akan menangis bahagia. Harga dipatok Rp 10.000/8pcs, dengan es kelapa Rp 10.000. Hehe, jangan ngiler ya setelah baca tulisan ini. Btw sudah pernahkah kamu mencoba jagung ini? Apa kesan pesan pertama kamu? :D
12 thoughts on “Jagung Pulut: Si Pulen Sehat Andalan Sulawesi Selatan”
kayaknya manis tuh
Enak dan pulen, kak!
belum pernah coba nih mbak dan baru tau dari tulisan ini. Jadi penasaran :)
Wajib cobaaa. Enaaaak bingitsss ;D
Kak Titiw asli Sulsel? Daerah mana kak?
Makassar kak, tepatnya di Takalala Soppeng. Daerah Mama Papa dan Kakek Nenekku. :)
Duh, kapan ya ke sana lagi. Kemarin sakit :(
Aduh… jadi kepengin
itu dicocol sama sambal gitu ya cara makannya? baru tahu tapi jagungnya muda ya kayak buat sayur gitu
Iya dicocol. Ada yang muda ada yang tua, tapi tetep perawakanannya kecil dan warnanya pucat. :D
Cara pesen / beli jagung pulut yah bagaiamana yah kak?…
Sayangnya ini saya makannya langsung di Makassar kak. Gak pernah pesen/beli di Jakarta :’)