Saya seriiiiiing sekali disangka belum punya anak. Kalau pas ditanya balik kenapa dan jawabannya karena saya terlihat lebih muda *haseg*, mah seneng yees. Tapi gak jarang saya mendapat balasan “Iya, soalnya kak Titiw kayak masih bebas ngapa-ngapain”.
Tunggu tunggu tunggu. Bebas ngapa-ngapain tuh apa? Karena saya terlihat seneng jalan-jalan? Karena masih bisa kerjain hobi berkebun, bersepeda, olahraga, dan yang macem-macem itu? Karena tetap kerja kantoran? Karena dengan mudah ketemu teman? Atau sadly dikira belum punya anak karena terlihat.. “Tidak mengurus anak”?
Saya tidak perlu menjabarkan bagaimana cara saya mengurus anak. Saya tidak perlu menjelaskan kenapa saya bisa melakukan semuanya. Karena masing2 ibu pasti punya caranya sendiri. Tapi terkadang stigma “Career moms atau ibu2 yang punya hobi di luar rumah = tidak urus anak” itu, betul-betul menyudutkan.
Tapi saya berusaha objektif di sini. Mungkin yang komen seperti itu adalah mereka yang belum menikah, sehingga berpikir bahwa menikah dan punya anak adalah akhir dari sebuah perjalanan yang menyenangkan. Punya anak = harus stop semua hal dan mengorbankan segalanya untuk keluarga. Tapi itu tidak betul ya adik-adik.
Kita boleh banget melakukan hal di luar urus anak dan keluarga. “Tapi jadi ibu harus tahu batas”. BATASAN APA? Seorang suami kok tidak pernah disuruh tahu batas? Seperti kata kak @kalis.mardiasih, jadi ibu (dan Ayah) harus paham perannya, hak dan kewajibannya. Bukan dibatasi.
Bukan berarti saya mau mengajak para ibu-ibu untuk membangkang. Tapi ingat, menjadi diri sendiri itu perlu. Kita tetap bisa menjalankan hobi setelah punya anak. Kita boleh berkarya dan melakukan sesuatu yg kita senangi setelah berkeluarga. Punya anak BUKANLAH AKHIR DARI PROSES AKTUALISASI DIRI PEREMPUAN.
Ada “Titiw” di balik “Mamanya Sherpa”. Ada “Widya” di balik “Maminya Fathia”. Ada “Tya” di balik “Ibunya Abyan”. Yang mana mereka juga mau tampil, dan itu tidak dosa. 💕
Jadi jika melihat ibu-ibu lain yg bahagia dengan pilihan hidupnya, yuk saling dukung dan doakan. Alih-alih berpikir dan julid “Ih si X udah punya anak 3 masih aja mau kuliah S2 di Belanda, anak-anakya gimana tuh?!” Lebih baik husnudzon “Hebat ya si X, anak 3 masih semangat sekolah. Pasti suaminya support banget.”
Yuk saling peluk dan menyemangati. Semoga coretan saat weekend ini dapat menghangatkan hati para Ibu di luar sana. Selamat beristirahat bu, kalian berhak beristirahat yang cukup dan nyenyak.
3 thoughts on “Kok Kelihatan Kayak Belum Punya Anak Ya?”
aku kadang iri loh sama dirimu.. anak dua, tapi tetep aktif sana-sini.. sedangkan diriku lebih sering klentrak-klentruk dan merasa ngga punya energi dan ngga semuda dulu.. 🤣 salut! 👏
tetap semangat berkarya!
hahaha, padahal kadang aku iri sama kamu. Di Jerman kayaknya seru coba hal2 baru. Grass is always greener in the other side yaa. Hahaha. Sehat2 Zam & istri di sana! :D
Jadi pengen beli roadbike supaya bisa gowes agak jauhan. Yuk, cuss?