Mudahnya Bimbingan Skripsi Dengan Teknologi Internet

Teknologi memegang peranan penting bagi dunia pendidikan. Contohnya dunia pendidikan yang saya alami di jaman kuliah sekitar dua tahun yang lalu. Kegiatan klise mahasiswa-yang-mendatangi-pembimbing-dengan-3 tumpuk-draft-skripsi menjadi sebuah gambar horor di bayangan saya kala itu. Maklum, sebagai anak kuliahan, untuk ngeprint berlembar-lembar tulisan yang nantinya akan dicorat-coret dengan agak sadis oleh dosen pembimbing rasanya ngilu. Ngilu di hati, ngilu pula di kantong. Coba dipikir, untuk ngeprint selembar saja di rental dekat kos harganya Rp 500. Bagaimana jika draftnya sampai 100 halaman..? Bagaimana jika si draft 100 halaman itu diminta 3 buah..? Wah, bisa-bisa ini perut jadi melar karena makan indomie setiap hari, dikarenakan uang makan dan jajan-jajan lucu melayang untuk sekedar uang ngeprint.

Kembali lagi ke alasan mengapa teknologi penting bagi dunia pendidikan. Karena kegiatan yang telah saya deskripsikan di atas itu saya anggap terlalu berat, maka saya mengirimkan draft skripsi saya kepada dosen pembimbing via email. Iya, surat elektronik. Selain email, fasilitas chatting di internet juga saya karyakan dengan baik. kalau hanya untuk bertanya hal-hal teknis, tak perlulah mengunjungi rumah dosen yang berat di ongkos. Cukup sms beliau dan minta waktu untuk chatting. Efektif, dan sungguh efisien. Dengan chatting juga, saya lebih mengenal dosen pembimbing secara pribadi sehingga tidak ada rasa sungkan untuk bertanya ini itu mengenai skripsi yang memusingkan.

Selain memudahkan mahasiswa, teknologi khususnya internet sangat memudahkan dosen pembimbing. Jika ia tidak sempat untuk bimbingan secara tatap muka, maka chatting dapat mengakomodir hal itu. Sekedar gambaran jika internet tidak digunakan: Dosen pembimbing mengajar di Salemba, eh waktunya bimbingan ia terjebak macet di Lenteng Agung, padahal harus bertemu dengan mahasiswa bimbingan di Depok. Mahasiswa menunggu terlalu lama, sehingga pulang sebelum dosen datang, dan dosen yang datang kelimpungan karena mahasiswa sudah pulang. Besok-besoknya, si dosen jadi BT sama mahasiswa dan mahasiswa jadi BT sama si dosen. Walhasil, bukan kerjasama, tapi malah sakit hati didapat. See..? Menurut saya, terlalu banyak mudaratnya jika teknologi tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari para pengajar.

Jika boleh memberikan saran atau pendapat kepada pihak-pihak yang berwenang dalam dunia pendidikan, berikan saluran teknologi informasi yang seluas-luasnya bagi para pengajar. Seperti misalnya gerakan satu guru satu laptop. Semoga saja hal itu dapat mendorong pengajar untuk mempergunakan teknologi internet dengan maksimal. Menarik bukan, jika guru-guru dan dosen memiliki blog pribadi yang isinya ada artikel “Bahan kuliah Dasar-dasar Humas 1”, ataupun ada juga halaman “Tentang Saya” yang berisi pengalaman mengajar guru atau dosen tersebut, sehingga di kemudian hari dapat dilihat oleh orang-orang yang membutuhkan. Eh, lucu juga  kalau ada halaman “Tips & Trik mendapat nilai baik dalam sidang skripsi”, hehehe.. Keren juga tuh kalau membuat gerakan “Skripsi Mudah Dengan Cara Murah” dengan teknologi internet. Yakin deh, gerakan ini akan diikuti oleh buanyak mahasiwa yang ingin dapat nilai skripsi bagus dengan cara yang mudah, dan tentunya membuat dosen-dosen lebih sumringah. Saya ikut gabuuung! *mahasiswa mode: on*

Kredit Foto: Gambar Skripsi

11 thoughts on “Mudahnya Bimbingan Skripsi Dengan Teknologi Internet”

  1. heheheu, saya setuju sih sama ide begini. gila aja draft bisa ampe seratusan halaman disuruh ngeprint beberapa kopi. blom juga sidang udah tekor *mental mahasiswa kere*

    tp beberapa dosen, lebih suka kontak langsung (padahal saya lebih suka kalo chatting aja), dan memeriksa hasil kerjaan yg hardcopy. biar enak dicoret-coretnya :p

    1. Betuuul!! Sayang nggak sih yang namanya kertas sebanyak itu cuma buat docrat coret..? mending kalo sekali.. kalo berkali2..? Chatting adalah media yang sederhana untuk menyelamatkan lingkungan dan juga untuk menyelamatkan uang! :D

  2. aiihhh jadi inget masa2 skripsi dulu
    untung dulu ke kampus tinggal jalan jadi bebas macet,
    tapi idenya hebatt jeng! tapi klo dosen2 yang udah uzur agak susah kali ya buat melek internet

    1. nyihihihihihi… situ oke ke kampus gak macet.. sini? eh tinggal jalan kaki deng.. wong ngekos.. nyahahha..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top