My Blueberry Nights

What: Merasa sakit hati karena dikhianati oleh pacarnya, Elizabeth/Lizzie (Norah Jones) serta merta datang ke cafe dimana pacarnya pernah berkunjung ke sana dengan selingkuhannya. Dengan histeris, ia menitipkan kuncinya kepada Jeremy (Jude Law) si pemilik kafe, yang mempunyai satu pot besar berisi kunci dari orang-orang yang pernah mampir ke kafenya dengan latar belakang yang berbeda-beda. Berkali-kali Lizzie kembali ke kafe itu, dan berkali-kali pula ia menemukan kuncinya tetap tak diambil oleh orang yang ia inginkan. Dengan rasa kesepian dan tanda tanya besar dalam dirinya, ia curhat dengan Jeremy kenapa orang memilih orang lain. Dengan bijak dan menganalogikan jawabannya dengan makanan, Jeremy berkata kalau Pie Apple di kafenya selalu habis, namun pie Blueberry sangat jarang disentuh. Mengapa? Bukan karena orang tidak suka Blueberry, tapi terkadang.. Orang memang lebih memilih rasa lain. Sejak saat itu, tiap malam Lizzie selalu datang dengan menu yang sama, pie Blueberry. Waktu berjalan, Lizzie pun bekerja keras di kota lain untuk mengenyahkan perasaan sakit hatinya, namun tetap berhubungan dengan Jeremy lewat postcard ataupun surat yang ia kirim. Di kota tempat ia bekerja, ia bertemu pribadi-pribadi yang membuat ia lebih memahami hidup. Bertemu Arnie si polisi pemabuk, Leslie (Natalie Portman) si pemain poker, dan lainnya. Bagaimana akhir cerita ini? Lizzie bertemu pacar baru, jadian lagi dengan pacar lamanya, atau..?

Tiw’s opinion: My Blueberry Nights. Sungguh judul yang catchy dan resmi membuat saya menonton film keluaran tahun 2007 ini hanya karena judulnya, bukan karena orang-orang yang bermain di dalamnya. Penampilan dari Norah Jones meraih perhatian saya. Aktingnya alami dan mentang mentang dia penyanyi, tidak membuat ada adegan ia menyanyi, meskipun dalam soundtracknya, terdengar lamat-lamat suara lembutnya itu. Ada beberapa gerakan slow motion yang bukan slow motion yang agak ganggu buat saya, tapi mungkin itu yang dianggap SENI ya. Surprisingly, saya suka sekali dengan akting Rachel Weisz yang memainkan tokoh bernama Sue Lynne. Poni keriting di rambutnya yang menggantung di depan mata seakan menekankan simbol kesepian di dirinya. In the other hand, Natalie Portman yang biasanya bermain ciamik kali ini bermain “tidak segitunya”. Tapi saya beri jempol untuk sedikit aksen selatan yang ia pakai di sini.

My fav quote:

“I just wanted him let go of me.. Now that he has.. It hurts me more than.. Anything else in the whole world..”

Cocok ditonton oleh:
Orang-orang kesepian yang terkadang hanya ingin didengarkan tanpa diberi nasihat. Untuk orang-orang yang sakit hati, ditinggalkan, dan tidak tahu bagaimana cara untuk melepaskan semuanya. Orang yang menganggap kalo Jude Law itu hanya bisa berperan sebagai playboy macam di film Alfie. Para pencinta film-film “lambat” dari Wong Kar Wai, ataupun kamu yang menginginkan film yang manis seperti es krim, sedikit kecut seperti Blueberry, tanpa topping berupa adegan sex nan liar ala film Hollywood. [youtube]

[/youtube]

24 thoughts on “My Blueberry Nights”

    1. Loh kok manyun..? emang kamu gak suka nonton pilem..? apa karena kamu suka ma jude law tapi tak tersalurkan..? cep cep..

      1. bah, dia memasrahkan dirinya gitu kan ke si jude law? *ampuni perbendaharaan bahasa saya yg minim :D

    1. Iya ran, bagus banget yaaa.. Gak lebay gitu filmnya.. Btw kamu kok gak pernah update blog lagi ran? Terakhir yg looklet itu teruuus.. :D

  1. Norah Jones acting? woow… menarik ini, secara aku suka lagu2nya yg mendayu-dayu..
    Jude Law, ini juga actor kaporit favorit gw.. tapi ternyata udah 2007 ya.. How can I missed it? mesti cari DVD nya nih..

    1. Yep, coba diliat deh mas.. Lumayan loh aktingnya untuk seorang new comer.. :D masih banyak kok di lapak2 DVD.. :D

  2. 2 kalimat pertama di bagian cocok ditonton oleh-nya, cukup menohok perasaan gue *bersiap mencari dvd dan menontonya*

  3. nice inpo tiw! :-bd
    *nyari2 donlotan nih pilem*
    gw tau pilem (500) days of summer juga dari lu tau, hehe

    1. Wah, eman.. Ternyata dirimu baca blog gw juga, tapi baru komen sekarang.. heheh.. lo mau link donlotan film ini..? Ntar ya gw share.. :D

  4. ehehehhehe…..iya nih, gw lagi aktif di taurusteaparty.multiply.com
    silakan diliat….cuma nulisnya juga ga seaktif dulu

  5. lagi googling film ini nyasar ke blogmu.. nice review ..
    suka banget film ini, pendar2 cahaya lampu di kaca cafe, tetesan hujan, analogi blueberry pie..
    salah satu terapi menyembuhkan sakit hati adalah merasakan ternyata semua orang punya masalah dan pernah kecewa.

    *abis nonton ini jadi suka bluberry*

  6. Anggara Anadhresya

    mbak yang kece&budiman,tolong share dong link download nya..soalnya pas di sweeping ke lapak dvd terdekat ga kunjung menampakan batang hidungnya nih film… :(

  7. Film2 Wong Kar Wai (WKW) selalu menjadi salah satu referensi kreatif bagi saya dalam berkarya, terutama untuk aspek Color Tone/Color Grading.

    WKW dengan saturasi warna2 yang “berani+matang” & David Fincher (Fight Club,Social Network,The Girl With Dragon Tatto) dg warna2 noir high-contrast, adalah figur2 yang menginspirasi saya dalam menemukan karakter warna2 dalam karya audio-visual saya.

    Jika melihat karya2 film WKW yg lain seperti:
    – Chungking Express
    – Happy Together
    – In The Mood For Love

    Ada satu tema yg selalu di usung: Longing a.k.a Kerinduan. Rindu untuk mencecap rasa. Rasa yang dapat dirasakan. Rindu akan kebiasaan2. Rindu akan kemungkinan2 yang telah, sedang & dapat terjadi. Rindu untuk merindukan. Rindu untuk dirindukan. Rindu pada kesempatan. Rindu akan perjalanan. Rindu yang seolah tanpa tujuan. Rindu yang acapkali menggerus ruang & waktu.

    Ada kerinduan yang di umbar. Ada yang di pendam. And i can just keep going on and on about this Longing thingy, hahaha. Mungkin karena memang lagi merindu atau memang perasaan tersebut akan selalu ada, seperti nafas, yang baru terhenti ketika kita metong isdet.

    It’s some kind of eternal feelings that always on [active mode]. Mungkin rasa itu juga yang dimiliki oleh WKW setiap dia memulai sebuah projek film baru.

    Ada kerinduan terhadap rasa lapar (fyi, film2 WKW selalu menyajikan scene dimana orang yang sedang makan bisa sangat menggugah selera, walaupun panganannya sederhana)

    Ada kerinduan untuk menggali kesedihan (film2 WKW hampir selalu bercerita tentang cinta satu arah, kerusakan2 yg ada pasca relationship, dan betapa ketika di saat2 tertentu, semua seolah berjalan lambat, dg efek slow-mo strobe khas ala WKW).

    Ada kerinduan untuk selalu berkarya. Setidaknya itu yang juga saya rasakan. Beramal itu wajb. Mencintai & dicintai itu pilihan. Tapi berkarya, itu kayaknya memang panggilan hidup. Berkarya & berbagi ilmu.

    Let’s wrap this shallow absurd comments with a quote from Eternal Sunshine of the Spotless Mind:

    “You can erase someone from your mind. Getting them out of your heart is another story.”

    (^_^)

    1. As always, kamu selalu komen2 ciamik di postingan aku deh apoh. Aku baru inget mau khatamin semua film2nya WKW. Makasih yaa.. jadi inget yang kamu pernah tulis di whatsapp ttg analogi blueberry pie & aku.. :’)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top