Napak Tilas Belanda di Paris Van Java

Bandung pastinya sudah jadi tujuan berwisata banyak warga Ibukota yang hanya punya waktu sebentar untuk melepas kepenatan. Dari one-day-traveling, ataupun hanya semalam menginap. Di bulan September lalu (iya, 9 bulan lalu! Omigod!) saya berkesempatan jalan-jalan di Ibukota Parahyangan tersebut dengan beberapa karib, yaitu Seno, Abim, Andin, dan Gaga. Perjalanan ini tentu saja tidak diisi dengan jalan-jalan belanja atau keluar masuk FO seperti banyaknya turis yang ke Bandung. Bukannya sok hipster, tapi duit kami emang sedikit. Nyahahaha.. Lalu ke manakah kami semua dalam waktu 2 malam tersebut?

Jumat (16 September 2011)
Dengan semangat 45, kita semua ke Bandung jam 10 malem, dan sampe sana sekitar jam 1 malam dengan semangat kendor ala 2012. Yang bikin ribet, kita belum buking hotel dan semacamnya, sehingga harus puter-puter untuk nyari tempat bermalam. Untunglah ada wisma Nova di kawasan Jalan Ambon yang mau menampung kita. Wisma ini tergolong penginapan lama dengan banyak benda-benda antik di dalamnya. Dengan lelah yang menempel di sekujur tubuh, kami berlima pun langsung tumpek bleg di atas satu ranjang.

Wisma Nova

Sabtu (17 September 2011)
Selamat hari ulang tahun, Bandung! Kang Dada Rosada semoga dadanya tambah gede eh lapang ya dalam membangun Bandung! Tujuan pertama kami hari itu ialah menuju Museum Geologi. Ini adalah kali ke-dua saya bertandang ke museum yang punya replika dinosaurus ini setelah terakhir berkunjung di tahun 2006. Ada apa aja di Museum Geologi? Tulang-tulang manusia, penyebaran benda-benda purba, dan fosil T-Rex! Whoa! Pasti anak atau keponakan suka deh diajak ke sini. Waktu buka museum Senin-Kamis: 09:00-15:30 WIB dan Sabtu-Minggu: 09:00-13:30, serta tidak ada tarif masuk alias gratis, tapi silakan menyumbang seikhlasnya jika berkenan di tempat yang telah disediakan.

Museum Geologi

Keluar dari museum, hujan mulai turun. Perut nan lapar mulai meminta jatahnya, dan nasi timbel depan museum menjadi tujuan utama yang bisa membahagiakan si perut. Setelah hujan mulai reda, kami bergerak menuju Museum Pos Indonesia. Ternyata di hari Sabtu Museum itu tutup, padahal Sabtu kan hari dimana orang malah bisa jalan-jalan ya? Aneh. Untunglah berkat colek-colek penjaganya, kita semua bisa masuk dan jadi satu-satunya pengunjung! (eh lima-limanya deng) Di dalam sini, banyak terdapat benda-benda pos lawas. Dari perangko, kotak pos, hingga lukisan pejabat pos tempo doeloe. Baru tahu juga kalo di Museum Pos ada perangko versi Yatim Piatu, versi Thomas Cup, dll. Bahkan ada perangko pertama di Indonesia, dengan gambar Raja Wilem 3 yang terbit tahun 1844.  Dengan jam operasional 09.00 – 16.00 WIB, tarif museum lagi-lagi gratis.

Museum Pos
Lucu buat foto-foto! :)

Museum journey klaar, saatnya untuk ke.. Selasar Soenaryo! Entah kenapa tempat ini selalu dan selalu saya sambangi tiap ke Bandung. Atmosfernya yang nyaman, tempatnya yang enak, dan minuman coklatnya yang nikmat, seakan menjadi daya tarik yang sulit untuk dilawan. Jangan lupa bawa kamera kamu kalau datang ke tempat ini. Kenapa? Karena seluruh sudutnya layak dijadikan objek foto!

Selasar Soenaryo

Sepulangnya dari Selasar Soenaryo, kami puter-puter Bandung untuk cari Bola Ubi, semacam ubi berbentuk bola yang digoreng dengan rasa enyaaak bangeed. Namun sayang, pencarian itu sia-sia, akhirnya kami pun tidur di hotel Puri Tomat yang agak creepy di Dago dengan tarif sekitar Rp 250.000an/malam (triple bed).

Minggu (18 September 2011)
Selamat pagiii! Belum mandi, belum sikat gigi, abis sarapan kita meluncur ke Hutan Raya Ir. Djuanda. Ada apakah di sini? Museum, Gua Belanda, Gua Jepang, Arena Bermain, hingga Curug (Air terjun). Sebelumnya, saya udah pernah menyambangi tempat ini di tahun 2006 bareng Indar & Ayuning. Banyak view-view menarik untuk dicapture di sana sini. Namun karena kondisi fisik yang sudah renta, kami memutuskan untuk ke Gua-Gua elu-elu saja dengan melewatkan perjalanan menuju Curug. Saat Gua Jepang di taman hutan ini ditemukan, masih banyak senjata- senjata di dalamnya yang akhirnya dihibahkan ke museum.

Gua Belanda – Gua Jepang

Gua Belanda yang dibangun tahun 1918 ini fungsi utamanya adalah sebagai terowongan air PLTA, namun ketika perang fungsinya berubah jadi pusat komunikasi rahasia tentara Belanda. Nah ketika zaman udah merdeka, goa dimanfaatkan jadi gudang mesiu. Keren banget ya sejarah di balik itu semua! *mata berbinar-binar* Gak dinyana juga, ketika lagi hore-hore fota foto, ketemu sama Frans anak Humas 2004! Ah, memang darah itu kental ya, hubungan adik-kakak buyung upik kita tidak bisa dipisahkan begitu saja! *soundtrack Jamu Buyung Upik mengalun* Ongkerio!

Balik ke hotel dan mandi-mandi, cuss lah kami-kami yang sudah wangi untuk nyari kue oleh-oleh dan makan siang. Di perjalanan menuju rumah makan, kehebohan terjadi karena.. ADA ABANG ABANG JUALAN BOLA UBI! KYAAAH! Langsung deh wece-wece jajan bola ubi ampe menggila, dengan pandangan merendahkan dari cowok-cowok. Nguehehehe.. Kenyang makan nasi & bola ubi, lanjut ke Paris Van Java. Nyeh? Udah jauh-jauh ke Bandung mainnya ke Mall lagi? Eits jangan salah, biar inline sama perjalanan kita sebelumnya ke Goa Belanda, kita punya tujuan utama untuk foto-foto ala tuan dan nona Belanda di restoran Hema. Secara kalo ke Belandanya langsung agak2 mimpi, jadi foto-fotonya dulu deh. Di sini, saya & Abim langsung milih baju buat anak laki, sehingga yang pake baju cewek cuma Andin. Lucuk! x) Dan pulanglah kita semua ke ibukota dengan banyak oleh-oleh cerita maupun kue untuk keluarga. Untuk saya, tentulah oleh-oleh cerita itu tertuang di sini. Happy traveling!

Ontzagwekkend!

Lestarikan hutan dan sumber-sumber mata air demi anak cucu. Jangan wariskan air mata, tapi wariskan mata air.” ~ tulisan di Hutan Ir. Djuanda

Contact:

  • Wisma Nova:
    Jl. Ambon No. 15, Bandung
    Email : [email protected]
    Phone : +62 22 4213075, +62 22 70788262
  • Museum Geologi:|
    Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122 Jawa Barat
    Tel: +62-22-720-3822 Facsimile: +62-22-721-3934
  • Museum Pos Indonesia
    Jl. Cilaki No. 73 Bandung
    Telp : 022 – 4206195
  • Puri Tomat:
    Jl. Ir. H. Juanda 420 Bandung
    Call 081572001667

10 thoughts on “Napak Tilas Belanda di Paris Van Java”

  1. Itu foto di soenaryo perempuan satu lagi siapa ya? Kalian kan cuma bertiga.. jangan2… *mendadak mistis* x))

  2. Rasanya napak tilas ini belum lengkap kalau belum ke Museum Asia Afrika. Di sekitarnya juga banyak peninggalan Belanda lho..

    1. Aaah.. Lupa banget sama museum Asia Afrika ini.. Oke deh, kalo kapan2 ke Bandung lagi insya Allah ke sini. Thank you! :)

  3. selasar soenaryo dmn sih kak tempatnya? sekian kali ke bandung aku blm pernah mengunjungi tempat2 diatas…

    1. Di dago ke atas gitu.. Cek google maps aja. Lah kamu bukannya orang bandung..? Ih orang bandung kapiran ih..

  4. hahaha hore2 banget sih tripnyahh, bisa ikutan seneng juga ngbacanya walopun ini trip udah puluhan taun yg lalu, bener2 light traveller deh titiw ini ;)

    1. Iya doong.. Yang namanya cerita perjalanan itu kan gak hard news. Gak harus buru2 diupload ceritanya.. (alah bilang aja lu males tiw) x))

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top