Di dalam mobil yang berguncang ke kanan dan ke kiri serta ke depan dan belakang itu, pikiran saya melayang ke perjalanan saya menuju Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Ya, terakhir saya bertandang ke sini adalah di tahun 2011 karena program ACI. Sempat berenang dengan penyu di Tanjung Bira, bermalam di Desa Kajang, hingga di tahun 2015 ini saya kembali lagi ke pelukannya. Saya pun tidak menyesal untuk kembali lagi, karena Bulukumba bagaikan daerah yang tiada habis untuk digali lagi keindahannya.
Adalah Pantai Apparalang, pantai yang baru-baru ini mungkin muncul di feed Instagram kamu dengan dipenuhi foto selfie yang berlatar belakang tebing batu, ombak yang lumayan menantang, hingga air laut yang membiru. Terletak di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, pantai ini berjarak sekitar 40 km ke arah timur dari Bulukumba kota. Jika kamu dari arah Tanjung Bira, kira-kira 3o menit untuk mencapainya. Bukan karena letaknya yang jauh, namun karena akses ke sana yang memang belum terlalu bersahabat. Maklum, pantai ini baru saja diperkenalkan ke masyarakat di bulan November 2014 dan sampai sekarang masih mengalami perbaikan di sana-sini.
Jika Tanjung Bira memiliki pantai yang landai dan relatif aman untuk berenang, maka berbeda nuansanya dengan Apparalang. Dengan aksesoris karang-karang tajam di sekitar dan tebing-tebing tinggi yang dihantam ombak, Apparalang bagaikan sosok binatang liar nan eksotis yang akan menerkam jika kita tidak hati-hati. Sedikit saja lengah kita akan tergelicir ke laut lepas. Tips mendapatkan foto yang indah: berfotolah dari atas, lalu turun tangga ke dermaga kayu, dan foto-foto lagi di situ. Jangan lupa untuk merekam video juga untuk menggambarkan Apparalang lebih jelas lagi ke teman-teman sejawat.
Namun sayang, keindahan Apparalang yang belum lama dikenal ini agak tercoreng dengan kurang baiknya manajemen sampah di daerah itu. Baru satu langkah saya turun dari mobil, sampah sudah berserakan di tanah. Padahal waktu masih relatif pagi dan baru ada sekitar 5 orang turis domestik di sana. Apakah mungkin karena kebijakan pengelola yang mana membebaskan pengunjung membawa makanan dan memasaknya sendiri di sana? Padahal daripada repot-repot, terdapat tenda-tenda berjejer yang menjual ikan bakar, sekadar kopi dan pisang goreng, ataupun Sarabba.
Mungkin juga selain kesadaran turis yang kurang, pengelola juga kurang dapat menahan laju sampah karena dana yang tak memadai. Saya ke sana bulan Mei 2015, dan tidak ada HTM. Hanya pungutan parkir jika membawa mobil. Padahal dengan adanya HTM, katakanlah 10.000/orang, uang itu bisa digunakan agar kebersihan dan kenyamanan tetap terjaga. Semoga ke depannya Pantai ini tetap kece tanpa harus ada campur tangan orang luar negeri untuk mengelolanya.
Notes:
- Tidak ada penerangan dan jalannya cukup menantang. Jika bawa mobil, pastikan yang nyetir harus punya nyali, skill, dan banyak berdoa.
- Tidak ada HTM namun membayar parkir saja
- Tidak ada angkutan umum masuk ke dalamnya
10 thoughts on “Pantai Apparalang, Pesona Baru Bulukumba”
Yang bikin deg2an, Mei 2015 jalur masuk sedang ada perbaikan, sehingga satu-satunya akses keluar-masuk hanya lewat jalur keluar. Dan itu hanya muat 1 mobil.
Sempet papasan sama rombongan mobil tapi pas bgt pas lagi ada ruang. Sisanya sepanjang jalur keluar itu ya cuma muat 1 mobil.
Itu makanya jalur masuk dan jalur keluar dibedakan.
Iya, pr banget sih emang waktu itu kalo papasan sama mobil lain. Untung driver kita waktu itu handal!
Selama ini taunya Bulukumba ya cuma ada pantai bira itu aja. Eh ternyata ada yang lain yaa mbak.. Terus itu bisa berenang juga di pantai apparalangnya yaa, soalnya liat di sosmed kebanyakan cuma pada foto-foto :D
Kapan jalanjalan ke Lombok lagi, mbak. Gak pernah sukses ketemuan kita nih >,<
Bisa berenang kok. Tapi emang ombaknya agak gede, jadi ngeri2 sedep deh. Hehe, insya Allah kalo ada rejeki lagi ke lombok kaaak :D
Selain Apparalang masih ada pantai Ujung Tiro yang pemandangannnya hampir mirip, dikelilingi tebing batu.
lokasi di kecamatan Bontotiro berada pada jalur menuju Pantai Samboang
Waah terima kasih masukannyaa :)
Sayang sekali akses masuk dan fasilitas masih minim. Padahal Pantainya sangat indah, jika dikelola dengan baik bukan tak mungkin akan menjadi wisata andalan Indonesia dikemudian hari.
Betul, belum lagi sampah yang berserakan. Semoga pengelolaannya makin matang.
Widih tempatnya keren ya mba? dan semua rasa lelah perjalanan lengkap di bayar dengan pesona alam yang indah .. sukses selalu untuk mbaknya
Wah pas banget klo kesitu pas pagi hari dan bisa nikmati indahkan matahari indah dan tenami pesona baru bulukumba