Total Eclipse of My Heart

.!.

Anjing2 menyalak di pinggiran kota ini. Malam mulai larut dan sang purnama tampak sombong berpijak di kelamnya malam. Matt berjalan pelan di atas gorong2 kota Manhattan yg tumben2nya malas mengeluarkan pekik2 keriaan seperti malam2 sebelumnya. Jas panjang ala Dick Tracy bagai melahap badannya yg letih berjalan. Seorang perempuan hamil melewatinya dan pikiran Matt melayang menuju 24 tahun yang lalu, saat Gladys, perempuan hamil itu meminta pertanggungjawabannya. Matt yang tingkah kemasyarakatannya tercela mana mungkin mau bertanggungjawab atas hal itu. Lagipula Gladys hanya ia kenal dalam hitungan minggu. Gladys yang hati dan jiwanya sudah koyak lantas meninggalkan Alice, bayi yg baru lahir itu di depan apartemen Matt. Raungan bayi yang tak henti2 merentet siang dan malam membuat Matt menerobos batas perikemanusiaannya. Ia membuang bayi itu ke dalam tong sampah yang dihuni tikus2 gendut nan liar. Yang ia ingat tentang Alice hanya satu, tahi lalat di sebelah kiri atas bibirnya dan tangan kirinya yang hanya mempunyai 4 jari.

Keith download Tahun demi tahun mengikis bebatuan yg menutup hati Matt. Ia mulai mencari Alice yang hasilnya sia2 belaka. Malam itu, ia mendengar bahwa akan terjadi gerhana bulan yang tentunya sangat2 tidak ia pedulikan. Derap langkahnya mulai pelan ketika tiba2 bulan di langit terselimuti. Gulita yang ia rasakan. Ia diam sebentar dan dalam hati berkata “Ah, peduli setan..” ia pun meneruskan langkahnya menuju suatu bar di pertigaan sana. Ketika terang kembali menyeruak, tepat di depannya duduk seorang gadis yang menghisap sebatang rokok putih di atas trotoar kotor. Mata Matt menyipit dan berpikir apakah perempuan ini PSK atau bukan. Tanpa usaha yang terlalu keras, nampaknya gadis itu punya channel yang sama dengan apa yang dipikirkan Matt.

Meskipun gelap, gadis itu terlihat manis. Ia mengalihkan tujuan utamanya dari bar untuk menuju motel murahan. Sesampainya di sana, Matt langsung mencium bibir gadis itu dengan rakus. Sisi kejantanan Matt mulai bangun dan ia menyalakan kamar motel untuk melihat di mana letak tempat tidur. Sedetik kemudian ia melihat jelas wajah gadis itu. Tahi lalat itu.. Matanya lalu beralih ke tangan kiri si gadis dan.. shit! ia memakai sarung tangan. “Cantik, maukah kau melepas sarung tangan itu?” “Mmm.. tidak.” Matt kembali bertanya “Mengapa?” “Karena aku tidak seperti dirimu yg dikaruniai 5 jari lengkap, dan aku malu akan hal itu”. Dada Matt makin berdegup kencang. “Boleh aku tahu namamu?” “Namaku Diana.. tapi itu nama yang diberikan panti asuhan padaku, katanya nama asliku waktu aku dulu ditemukan adalah Alice. Nama itu tertulis di gelang yg tersemat di tanganku”. Ya Tuhan.. 24 tahun tak mengikis ingatannya tentang putri yg ia tinggalkan. Apa yang harus kulakukan? mengaku bahwa aku adalah ayahnya? ataukah.. apakah.. akh.. ia ingin ini semua hanya mimpi. Tapi.. gadis di depannya ini begitu kongkret, tak mungkin hanya ilusi.

“Alice.. mm.. Diana dear.. sepertinya aku harus membeli rokok dulu, kau tunggu sebentar di sini ya”. “Baiklah..” Ia pun melangkah lesu ke luar kamar motel dan merokok banyak2 di depan motel sambil berpikir keras. Ketika ia kembali ke kamar itu, Alice sudah tidak ada, hanya ada secarik memo yang ditulis dengan pulpen biru yang nampaknya bocor. Matt membacanya..

“Hi.. aku tahu bahwa kau adalah ayahku. 3 tahun yang lalu aku pernah mencarimu di tiap jengkal kota Manhattan ini. Akhirnya kutemukan kau bekerja di sudut pabrik ban yang akan bangkrut itu. Aku ingat2 mukamu baik2, dan takdir mempertemukan kita. Ya ayah.. aku kini hanya pelacur jalanan. Pisau lipat tadi hampir akan kugunakan jika kau tetap menginginkan tubuhku. Namun nampaknya ingatanmu tak seperti kerupuk yg tercelup air. Tak lapuk dimakan usia. Aku ingin berbincang tentang segala hal pada ayahku. Itu impianku sejak dulu. Tapi ternyata aku belum siap, mungkin suatu kali nanti, di waktu dan tempat yang tepat, dimana gerhana bulan tidak menutupi pandangan kita yang semu. Take care, Your Daughter, Alice.”

Linangan air mata tak terbendung lagi membanjiri jenggotnya yang belum ia cukur pagi ini. Ia melipat memo itu ke dalam lipatan kecil dan menyisipkannya di saku celana. Malam masih menemani raganya, ia menengok ke atas, terlihat bulan masih berwarna indigo indah. Matt berjalan menyusuri jalan itu lagi manakala kakinya tergigit lumpur jalanan yang becek. Relung hatinya bergumam “Ya Alice, moga2 kita dapat bertemu di waktu dan tempat yang tepat..” Kata2 “take care” itu terngiang di hatinya yang mulai hangat, kontras dengan dinginnya udara yang dipenuhi asap rokok yang tak henti meruap rapat di udara, serapat kegelapan di depannya..

7 thoughts on “Total Eclipse of My Heart”

  1. Hii, serem amat sih postingan lo, Tiw.. dan kok gwe ga nyambung sama judulnya ya? apa hubungannya ma isinya?

  2. Yaa.. you know me.. a man ups.. i mean a girl without any spesific aim.. (tambah gak nyambung. wakakakakak..)

  3. keren Tiw!!! gila dapet darimane elo karakter PSK berjari empat?!!!hakakahkaha…absurditas kompleks!!!
    tapi..berarti dia nggak bisa high five dong…??!!!!cuman high four…
    ehkehekhekhekehkehe….

  4. Hehe.. gak bisa hi-5.. ada juga lu olang yg darimana kepikiran kayak gitu.. he2.. well thanks for the compliment kawan..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pulau Padar Titiw

Titiw

Ngeblog sejak 2005

Female, Double (hamdallah sudah laku), berkacamata minus satu setengah yang dipake kalo mau lihat nomor angkutan umum doang. Virgo abal-abal yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2005 yang pengalaman menulisnya diasah lewat situs pertemanan friendster.

Scroll to Top